Malang, SERU.co.id – Anak berkebutuhan khusus dengan kondisi keterbelakangan dan kemampuan mental yang berada di bawah rata-rata membutuhkan model pembelajaran yang berbeda dengan anak lainnya.
Hal itu membuat 2 (dua) orang Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berupaya untuk mewujudkan aplikasi yang bisa dipakai belajar oleh penyandang tuna grahita.
Untuk mewujudkannya, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UMM, Muhammad Haddad Richard, berkolaborasi dengan Imelda Azaliya Rahma, mahasiswi Prodi Informatika UMM.
Keduanya mencoba mengembangkan aplikasi CAGGAR (Card Game Augmented Reality) untuk anak-anak tuna grahita. Saat ini, aplikasi itu masih dalam bentuk prototipe dan dikembangkan lebih lanjut.
“Saat rampung nanti, aplikasi ini diharapkan dapat membantu anak tuna grahita dalam mempelajari bahasa Inggris yang interaktif bersama guru,” serunya.
Haddad, sapaannya menjelaskan, aplikasi CAGGAR merupakan permainan kartu yang bisa menampilkan tiga dimensi sebagai media pembelajaran untuk memudahkan anak tuna grahita. Nantinya id card akan terhubung dan dapat mengeluarkan gambar atau tampilan 3 dimensi melalui telepon genggam.
“Saat ini, prototipe dari aplikasi tersebut bisa dilihat di Figma,” jelasnya.
Haddad mengaku, dalam proses pembuatan, ia sempat mengalami kendala dalam menyelesaikannya. Hal itu dikarenakan kesulitan yang ia alami dalam proses pembuatan aplikasi. Terutama terbatasnya referensi yang bisa dimanfaatkan sebagai penelitian.
“Sempat kesulitan dalam pembuatan aplikasi dan ide ini. Apalagi masih sedikit penelitian yang bisa ditemui sebagai referensi,” imbuh anggota Forum Diskusi Ilmiah (FDI) UMM ini.
Mahasiswa yang sukses menjadi finalis English Nasional Competition di Sumatera Utara ini pun mengajak para mahasiswa untuk terus tak henti menghasilkan karya. Membagi waktu dengan baik antara kuliah, organisasi, perlombaan, magang dan kegiatan sehari-sehari lainnya.
“Sebagai mahasiswa, kerjakanlah sesuatu yang bermanfaat, baik dan positif. Pilah dan pilih kegiatan agar bisa menjadi manusia yang bermanfaat,” pungkasnya. (dik/ono)
Penulis: Didik Sulistiyo
Editor: Suyono