Malang, SERU.co.id – Kualitas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak diragukan lagi, hingga sukses menduduki peringkat pertama perguruan tinggi swasta se-Jatim versi Webometric. UMM juga masuk lima besar PTS terbaik se-Indonesia dan 22 besar kampus negeri dan swasta se-nasional. Adapun data itu dikeluarkan oleh lembaga pemeringkatan internasional Webometric.
Asisten Rektor Bidang Akreditasi Internasional dan Pemeringkatan UMM, Drs Suparto MPd, bangga akan raihan tersebut. Ia menjelaskan, Webometric bukan sekadar angka, namun mencerminkan kondisi dan kualitas masing-masing kampus.
BACA LAINNYA
“Pemeringkatan ini tidak hanya melihat website. Datanya memang diambil dari web, tapi ada beragam aspek yang dinilai. Lagipula, situs kampus tidak akan bisa berbunyi, jika tak ada kegiatan apik yang senantiasa diselenggarakan oleh kampus,” seru Suparto.
Baca juga: UMM Terapkan Konsep ‘Green and Halal Kurban’ dalam Penyembelihan 59 Hewan Kurban
Secara nasional, ia mengatakan, pada periode ini peringkat UMM naik dibandingkan periode Januari 2023 lalu. Artinya, ada peningkatan kualitas yang sudah diupayakan oleh UMM. Ada tiga aspek penting yang dilihat, di antaranya impact, transparancy dan excellence.
Impact memiliki porsi paling besar dalam penilaian, yakni mencapai 50 persen. Di sini, Webometric melihat seberapa banyak traffic yang berlalu lalang di situs UMM.
Kemudian transparancy lebih fokus pada seberapa banyak sitasi dosen yang diakses. Bidang ini memiliki porsi sebesar 10 persen. Terakhir excellence, yang melihat seberapa baik dan banyak kualitas jurnal-jurnal UMM.
“Semua pemeringkatan, termasuk Webometric menampilkan wajah tiap kampus, baik itu bagi UMM maupun perguruan tinggi lain. Menurut saya, kampus harus masuk dalam circle pemeringkatan, agar publik tahu dan mengerti seberapa bagus kualitas dari perguruan terkait,” tegasnya.
Baca juga: LSO Mekatronic UMM “Siap Tempur” di Shell Eco Marathon Mandalika 2023
Sementara itu, Rektor UMM, Prof Dr Fauzan MPd mengapresiasi, raihan UMM dalam pemeringkatan lembaga internasional Webometric. Menurutnya, seluruh rekognisi di level regional dan internasional sangatlah penting bagi perguruan tinggi. Apalagi ada banyak aspek yang dinilai dan diakui bagus.
“Raihan ini juga menjadi sebuah kepercayaan masyarakat atas instititusi, dalam hal ini Kampus Putih,” tambahnya.
Meski begitu, menurutnya rekognisi tidaklah cukup bagi perguruan tinggi. Hal lain yang perlu diupayakan adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemandirian dan skill mumpuni.
“Maka perguruan tinggi tidak boleh lengah. Tidak hanya sekadar menyandarkan pada rekognisi semata, tapi juga harus senantiasa berupaya meningkatkan sumber daya manusia menuju bangsa Indonesia yang lebih maju. Maka UMM juga telah memiliki program khusus yang mampu melakukan tugas itu dan berkontribusi penuh. Program itu adalah Center of Excellence,” tandas Fauzan. (*/rhd)