Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar saat Focus Group Discussion (FGD) dengan jajaran pimpinan Unibraw dan UMM di Malang, Jawa Timur. Foto/Ist
MALANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan, terbukanya ruang komunikasi di sosial media sangat memudahkan proses penyebarluasan paham intoleransi dan radikalisme.
Sehingga perlu adanya upaya guna meningkatkan daya tahan masyarakat khususnya mahasiswa di lingkungan kampus sebagai generasi yang akrab dengan dunia maya.
“Oleh karenanya anak muda perlu kita arahkan, kita ingatkan dan kita bimbing agar tidak mudah menjadi bagian dari penyebarluasan paham-paham tersebut,” katanya dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan jajaran pimpinan Universitas Brawijaya (Unibraw) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (6/7/2022).
Boy Rafli juga berharap generasi muda khususnya mahasiswa mampu mengambil bagian dalam upaya kontra narasi dari paham yang mengarah pada berkembangnya bibit intoleransi dan radikalisme yang berbahaya bagi keutuhan NKRI.
“Dalam konteks memproduksi konten narasi yang berkaitan dengan nilai-nilai untuk mengembangkan hidup dengan semangat kerukunan, kebersamaan ditengah keberagaman bangsa. Karena anak muda kita sangat kreatif untuk membuat konten yang bisa di-upload di sosial media,” kata Kepala BNPT.
Dia juga menyebut banyak hal yang bisa dikolaborasikan serta disinergikan dengan institusi kampus, mengingat penyebaran paham radikal terorisme di lingkungan perguruan tinggi yang dinilainya sudah sangat memprihatinkan.
“Kita angkat narasi wawasan kebangsaan kepada para peserta didik, menggelar program dialog dengan program warung NKRI yang sudah kita bentuk serta pembekalan wawasan kepada mahasiswa baru,” ucapnya.
Sementara Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo mengatakan telah banyak berdiskusi terkait rencana program dan kerjasama yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan dan meminimalisir masuknya paham radikalisme dan terorisme ke lingkungan kampus, mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.