Proses pembelajaran mahasiswa vokasi UMM yang menjadikan industri atau perusahaan yang lengkap dengan para pekerja di dalam kampus. Foto/Dok/UMM
JAKARTA - Secara umum, proses pembelajaran di kampus biasanya dilakukan di dalam sebuah kelas. Kegiatan mencatat materi yang dijelaskan oleh dosen menjadi hal yang sering kali dijumpai.
Namun, proses pembelajaran itu tidak dilakukan oleh mahasiswa vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berlokasi di Malang. Jika dilihat, kampus ini seolah menjadi industri atau perusahaan yang lengkap dengan para pekerja di dalamnya.
Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi UMM, Assoc. Prof. Dr. Tulus Winarsunu, M.Si mengatakan kampus vokasi ini memang menerapkan konsep pembelajaran Factory Training and Production Collaboration Project.
Yaitu proses pembelajaran yang disebut dengan authentic learning atau pembelajaran secara nyata atau yang sebenarnya.
“Untuk mendukung situasi nyata itu, maka vokasi UMM mengajak mitra industri untuk masuk ke dalam kampus berkolaborasi langsung dengan mahasiswa kami. Sehingga praktisi yang dihadirkan bukan hanya sebagai dosen tamu atau pemberi dana saja, tapi benar-benar mengajari bagaimana industri berjalan,” jelas Tulus.
Lebih Lanjut, ia juga menjelaskan prinsip teaching factory (TEFA) yang dikembangkan di UMM. Salah satunya yakni mahasiswa yang tidak hanya melakukan research saja, tapi juga turut andil dalam memproduksi barang sampai dengan pemasaran yang dilakukan bersama mitra perusahaan.
“Konsep seperti ini bisa disebut dengan gain gain solution. Di mana masing-masing pihak, baik dari perusahaan maupun kampus juga mendapatkan keuntungan,” ungkap Tulus.
Menariknya, para mahasiswa vokasi UMM juga mendapatkan keterampilan yang bersifat multidimensi. Maksudnya yakni mendapatkan kemampuan utama (hard skill) di bidang keilmuan masing-masing serta soft skill yang dapat berjalan beriringan. Menurut Tulus, di zaman yang serba modern ini, soft skill masih dan akan terus dibutuhkan dalam proses industri.