Prof Dr Suyatno, M.Pd
Lamongan (SI Online) - Tinggal kurang dari sebulan, Presiden dan Wakil Presiden terpilih—Joko Widodo dan Mohammad Jusuf Kalla (Jokowi – JK) dilantik, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memastikan mengajukan Prof. Suyanto untuk diusulkan masuk kabinet sebagai calon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebelum ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dari kalangan Muhammadiyah adalah Malik Fadjar, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang pernah juga menjabat sebagai Menteri Agama. Kemudian digantikan oleh Muh. Nuh, dari Institut Sepuluh November (ITS) Surabaya yang juga dari kalangan Nahdlatul Ulama.
Prof. Suyanto, di jajaran PP Muhammadiyah adalah Ketua Majelis Pendidikan Tinggi (Dikti). Kepastian dicalonkan sebagai Mendikbud oleh PP Muhammadiyah, diungkapkan Abdul Mu’ti, salah satu Ketua PP Muhammadiyah, saat menyampaikan tausyiyah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah di Kabupaten Lamongan – Jawa Timur.
Menurut Abdul Mu’ti, jika Pemerintahan Jokowi – JK kelak melakukan pemiihakkan ke sektor pendidikan, diyakini secara otomatis ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan terangkat.
Prof. Suyanto, lanjut Abdul Mu’ti, adalah salah satu senior di jajaran PP Muhammadiyah---sebagai Pengurus Majelis Dikti layak disodorkan sebagai calon Mendikbud. Dia juga berpengalaman menjabat sebagai Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmnen) Kementerian Pendidikan Nasional; sangat layak memegang kepemimpinan untuk mengelola dan memajukan pendidikan di Indonesia.
“Mudah-mudahan Bapak Jokowi mendengar saya, dan mempertimbangkan usulan Muhammadiyah, Prof. Suyanto ini, sangat layak menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Abdul Mu’ti di tengah acara wisuda Sarjana Keperawatan, Diploma III, Kebidanan dan pengambilan sumpah janji mahasiswa STIKES Muhammadiyah Kabupaten Lamongan - JawaTimur.
Prof. Suyanto, yang saat itu juga hadir hanya tersipu tanpa memberi komentar apapun atas pernyataan Abdul Mu’ti yang mengungkap pencalonan dirinya sebagai Mendikbud oleh PP Muhammadiyah.
Mendapat kesempatan berbicara, seolah seperti tidak ada pernyataan tentang pencalonan itu. Perhatiannya tertuju kepada segenap mahasiswa STIKES terutama kepada 499 wisudawan. “Tingkatkan belajar. Apa yang sekarang ini sudah diperoleh dan dipelajari, bulan depan, kemungkinan sudah tidak relevan lagi. Karena itu, kendati sudah lulus sebagai sarjana, jangan pernah berhenti belajar,” pesannya.
Pun seusai acara, Prof. Suyanto dikejar sejumlah wartawan yang berharap dapat mengutip komentarnya atas pencalonan dirinya itu, hanya mengulas senyum. Ketika terus didesak, masih tersenyum dan kemudian meminta maaf, untuk tidak memberikan komentar terkait masalah itu.
Rep : Muhammad Halwan
Sumber : Harian SURYA
