Butuh Kepemimpinan Kuat

Author : Humas | Selasa, 05 Juli 2005 | Suara Karya - Suara Karya

MALANG (Suara Karya): Persyarikatan Muhammadiyah saat ini membutuhkan pimpinan puncak berkarakter sekuat batu karang, yang tidak mudah tergoyahkan oleh godaan ekonomi dan politik yang potensial menjerumuskan Muhammadiyah.

Pernyataan tersebut dikemukakan Ketua Umum (demisioner) Muhammadiyah, Ahmad Syafii Ma'arif, dalam khotbah iftitah (pembuka) di arena muktamar ke-45 organisasi sosial ke-agamaan tersebut di Malang, Jawa Timur, kemarin.

 

Syafii juga menyisipi khotbah iftitahnya itu dengan kritik terhadap elite politik Indonesia. Ia menilai, jumlah mereka yang saat ini benar-benar siuman secara moral, sangatlah terbatas.

Keprihatinan akan nasib bangsa itulah yang membuat muktamar kali ini mengusung tema besar "Jelang Satu Abad Muhammadiyah : Tajdid Gerakan untuk Pencerahan Peradaban".

Karena, menurut Syafii, hanya dengan melakukan tajdid (pembaruan) gerakanlah Muhammadiyah bisa memberikan kontribusi agar bangsa ini tidak berlama-lama terseret semakin jauh ke dalam kepengapan dan melangkah ke arah kepastian masa depan.

Sementara itu, menjelang tengah malam tadi, sekitar 2.150 peserta muktamar belum juga menentukan siapa yang akan menggantikan Syafii Ma'arif memimpin Muhammadiyah ke depan. Proses yang berlangsung tadi malam baru menentukan 13 dari 39 nama yang ada dalam daftar untuk menjadi pengurus pusat Muhammadiyah periode 2005-2010.

"Jika semua muktamirin hadir, ke-13 nama itu akan dipilih oleh sekitar 2.150 muktamirin," kata Ketua Panitia Pemilihan, Rosyad Sholeh, kepada wartawan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang, tempat digelarnya muktamar tersebut, Senin sore.

Menurut Rosyad, berbeda dengan proses penyaringan dari 126 nama menjadi 39 nama yang digelar Sabtu (2/7) lalu, nama yang tertera di kertas suara kali ini tidak berdasarkan urutan hasil suara pemilihan sebelumnya, melainkan berdasarkan urutan alfabet.

Ke-39 orang yang potensial terpilih menjadi salah satu dari 13 anggota pengurus pusat Muhammadiyah tersebut antara lain Haedar Nashir, yang pada sidang tanwir lalu terpilih dengan 141 suara, A. Rosyad Sholeh, yang masuk nominasi dengan 137 suara, Din Syamsuddin (136), Muchlas Abror (124), Sudibyo Markus (122), Muhammad Muqaddas (122), Goodwill Zubir (119), Zamroni (119), Yahya Muhaimin (119), Syukri (118), M. Amin Abdullah (118), Muhajir Efendi (116), Yunan Yusuf (107), Yunahar Ilyas (105), Malik Fadjar (105), Dahlan Rais (104), Husni Thoyar (103), M.Dasron Hamid (103), A. Watik Pratiknya (101), Fasich (98), Bambang Sudibyo (97), Abdul Mu`ti (96), dan Hajriyanto Y. Thohari (95).

 

Rosyad tidak menutup kemungkinan adanya muktamirin yang tidak menentukan pilihan alias golput. Tetapi ia yakin jumlahnya tidak akan besar. Pada sidang tanwir lalu, dari 183 anggota yang memiliki hak suara, tercatat hanya 17 orang yang tidak memilih. (Andira)

Sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=114126
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler