Korban Ledakan Tambah, PT Pindad Harus Direlokasi

Author : Humas | Jum'at, 04 Juni 2010 | Suara Karya - Suara Karya

MALANG (Suara Karya): Korban tewas akibat ledakan di PT Pindad yang berlokasi di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu sekitar pukul 13.45 WIB, bertambah menjadi tiga orang.

Sebelumnya korban yang meninggal akibat ledakan di gedung produksi detonator PT Pindad itu hanya satu orang, yakni Tri Nurhuda (27), warga Kecamatan Turen, kabupaten setempat. Namun, kemudian menyusul dua korban yang mengalami luka berat, yakni Muchlis Usman (22), warga Curungrejo, Kecamatan Kepanjen dan Sandi (22), mengembuskan napas terakhir di RSSA Malang sekitar pukul 18.30 WIB.

 

Muchlis Usman dan Sandi masuk IRD RSSA Malang sekitar pukul 14.30 WIB setelah dirujuk dari RS Panti Nirmala dan RKZ. Namun, karena kondisi mereka kritis, akhirnya nyawa keduanya tidak tertolong.

Pengamat militer Muhadjir Effendi menyatakan, PT Pindad yang berada di Kecamatan Turen harus segera direlokasi karena tidak layak.

"Lokasi PT Pindad yang berada di tengah permukiman warga itu tidak memenuhi kelayakan sebagai sebuah industri amunisi skala besar. Seharusnya PT Pindad berada di lokasi yang lebih ideal dan jauh dari permukiman warga," ucap Muhadjir di Malang, Kamis.

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengungkapkan, lokasi PT Pindad sama sekali tidak memiliki sistem perlindungan keamanan yang memadai. Bahkan, kesannya justru seperti pabrik rokok yang banyak ditemui di wilayah Kota dan Kabupaten Malang.

"Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa lokasi itu sebagai kawasan industri amunisi terbesar milik militer sama sekali tidak ada. Kondisi ini, kan, memprihatinkan," ujar Muhadjir yang pernah belajar tentang kemiliteran di Pentagon (Departemen Pertahanan AS).

Lebih lanjut Muhadjir mengemukakan, lokasi yang tepat untuk merelokasi PT Pindad tersebut adalah Pulau Sempu yang berada di kawasan Pantai Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Selain lokasinya tidak berada di lingkungan permukiman penduduk, juga dekat dengan sumber air. "Pulau Sempu sangat ideal untuk lokasi PT Pindad. Sebab, selain dekat dengan air sebagai antisipasi terjadinya insiden, kerahasiaan amunisi yang diproduksi juga akan terjaga," tuturnya.

Menurut dia, yang harus direlokasi ke lokasi yang lebih ideal itu tidak hanya PT Pindad yang ada di Malang, tapi yang ada di Bandung harus direlokasi karena kondisinya hampir sama dengan yang ada di Malang.

"Kondisi kedua perusahaan milik militer ini secara umum tidak representatif sebagai pusat industri amunisi dan peralatan persenjataan," katanya menegaskan.

PT Pindad yang berlokasi di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, dalam beberapa tahun terakhir ini sudah mengalami ledakan dua kali, dan insiden terbaru terjadi Rabu (2/6) sekitar pukul 13.45 WIB.

Akibat ledakan di ruang produksi detonator tersebut kondisi bangunan hancur. Selain itu, seperti telah disebutkan, tiga korban meninggal, yakni Tri Nurhuda (27), Muchlis Usman (22), dan Sandi (23) serta tiga lainnya mengalami luka-luka.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR, Paskalis Kossay, atas nama rekan-rekannya sangat menyayangkan terjadinya ledakan yang mengakibatkan tiga orang tewas di gedung produksi detonator milik PT Pindad di Malang itu.

"Kami akan memanggil Menteri Pertahanan (Menhan), Panglima TNI, dan manajemen PT Pindad untuk meminta keterangan terkait dengan peristiwa tragis itu," ujarnya, Kamis pagi.

Peristiwa ledakan di gedung PT Pindad (salah satu BUMN Strategis atau BUMNis di bawah Kemenhan) ini, menurutnya, benar-benar sangat mengecewakan karena bisa mengesankan adanya ketidakdisiplinan serta ketidakprofesionalan manajemen.

 

"Mestinya, kan, perusahaan pembuat senjata dan beragam amunisi itu perlu SOP yang sangat ketat dalam pelaksanaan. Ini benar-benar patut disayangkan," katanya lagi. (Ant/Dwi Putro AA)

Sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=254477
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler