Polisi Periksa Mahasiswa Pengikut NII
Author : Humas | Jum'at, 13 Mei 2011 | Suara Karya - Suara Karya
SURABAYA (Suara Karya): Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya dilaporkan telah memeriksa dua mahasiswa yang diduga sebagai pengikut gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
Namun, pimpinan Polrestabes Surabaya masih enggan memerinci pemeriksaan itu. "Tidak ada komentar dan jangan dibesarkan dulu kabar itu. Kata siapa kami memeriksa pengikut NII. Masih banyak berita bagus, kok," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung di Surabaya, Kamis.
Ketika dikonfirmasi, ia enggan mengomentari pemeriksaan dua mahasiswa yang diketahui kuliah di Surabaya dan Semarang itu. Namun, sumber internal di Polrestabes Surabaya mencatat dua mahasiswa lelaki dan perempuan tersebut berinisial Ed (23), mahasiswa semester VI di salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) terkenal di kawasan Surabaya Timur.
Selain itu, Ay (24), lulusan mahasiswi jurusan elektronika di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Semarang. "Kalau Ed itu asli Mojokerto, Jawa Timur, sedangkan Ay dari Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah," ujar sumber di kepolisian yang minta namanya tidak dipublikasikan itu.
Keduanya dibawa polisi dari tempat kos masing-masing di kawasan Jalan Nginden dan Jalan Ketintang, Surabaya Sumber itu menjelaskan, Ed dan Ay diperiksa berkaitan dengan maraknya kasus rekrutmen mahasiswa untuk bergabung dengan NII.
Bahkan, Ay dikabarkan sampai saat ini masih menjadi anggota NII dan dia belum genap sepekan berada di Surabaya. Kepada penyidik Ay mengaku kedatangannya ke kota ini bukan untuk mencari anggota baru, melainkan mencari pekerjaan, meski selama tiga tahun itu, Ay sudah tercatat mengikuti NII, begitu juga Ed.
Sementara itu di Jakarta, pihak Mabes Polri hingga saat ini belum melihat adanya keterkaitan Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
"Kita belum dapat berkesimpulan bahwa Al Zaytun itu NII. Yang ada sekarang ini adalah dugaan, yang pertama dugaan pemalsuan yang dilaporkan Pak Imam Supriyanto," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Kamis.
Boy mengatakan bahwa Polri juga tidak memiliki beban psikologis dalam menyidik hal terkait Al Zaytun karena banyaknya politikus yang berkunjung ke pondok pesantren pimpinan Panji Gumilang. "Penyidik dalam hal ini bersifat proporsional," kata Boy, menambahkan.
Terkait NII, perguruan tinggi milik Muhammadiyah (PTM) akan makin sering menggelar dialog dengan mahasiswa, guna meminimalisasi gerakan NII di kampus. Upaya lainnya adalah lewat jalur akademik. Kampus akan menginisiasi berbagai tugas terkait NII yang dikoordinasikan dengan dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
"Kejadian yang menimpa 15 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, terkait dengan gerakan NII menyadarkan PTM untuk lebih intens lagi berdialog dengan mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi milik Muhammadiyah," kata Prof Suyatno, Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), dalam pertemuan pimpinan PTM bertajuk "Membersihkan 'virus' NII dari lingkungan kampus PTM", di kampus Uhamka, Jakarta, Rabu (11/5).
Prof Suyatno menambahkan, perguruan-perguruan tinggi di Indonesia memiliki cara dalam melawan pergerakan NII di kampus masing-masing. PTM akan menempuh beberapa langkah untuk "melawan" NII. Pertama, melakukan pendataan mahasiswa, termasuk mereka yang menjadi aktivis dan korban NII. "Korban jangan dijauhi, tapi harus kita bina. Mereka saudara kita juga yang harus kita rangkul agar dia kembali menjadi mahasiswa di jalan yang benar," ujarnya.
Kedua, menurut Suyatno, pihaknya akan rajin menggelar dialog dengan mahasiswa untuk mencari solusi atas pergerakan NII di kampus. Selain menambah wawasan, kegiatan semacam itu membuat mahasiswa merasa diperhatikan.
"Gerakan NII itu kan bawah tanah, sulit dideteksi. Karena itu, upaya yang perlu dilakukan adalah membentuk proteksi diri di kalangan mahasiswa untuk tidak mudah terbujuk rayu Gerakan NII ini," kata Suyatno. (Ant/Dwi Putro AA/Triwahyuni)
Sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=278777
Shared:
Komentar