Presiden Minta Muhammadiyah Benahi Moral Bangsa
Author : Humas | Senin, 04 Juli 2005 | Suara Karya - Suara Karya
MALANG (Suara Karya): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Muhammadiyah ikut membenahi moral bangsa serta berperan lebih aktif dalam memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme.
Setelah 60 tahun menikmati kemerdekaan, moral bangsa dirasakan belum juga membaik. Reformasi yang digelar saat ini pun, belum sepenuhnya bisa memperbaiki moral, terutama dalam soal memberantas KKN.
Presiden Yudhoyono menyatakan hal tersebut saat membuka Muktamar Muhammadiyah ke-45, di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur, Minggu malam. Menurut Yudhoyono, hingga kini masih banyak pejabat yang menggunakan kekuasaannya tanpa malu-malu untuk memperkaya diri dan kelompok mereka dengan melakukan KKN. Karena itu, sebagai organisasi yang berorientasi dakwah, pendidikan, dan pengajaran, Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan kesadaran moral kepada seluruh bangsa.
"Ketika hukum belum bisa ditegakkan dan aparat belum efektif, maka kesadaran morallah yang paling mungkin," ujarnya. Yudhoyono mengatakan, dengan moralitas yang baik dan benar, maka perilaku umat manusia dapat diperbaiki. "Alangkah malunya Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, bila angka korupsinya juga tertinggi di dunia," kata Presiden.
Selanjutnya, Presiden membuka Muktamar Muhammadiyah, sekaligus Muktamar Aisiyah ke-45, dengan penekanan sirine dan dimeriahkan aneka kembang api.
Hingga pembukaan semalam, Sidang Tanwir Muhammadiyah telah menetapkan 39 nama calon anggota Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010. Merekalah yang akan dipilih dalam muktamar tersebut. Dari mereka pula, ketua umum akan dipilih. Di antara calon yang potensial terpilih sebagai ketua umum, antara lain Haedar Nasir, Abdul Rosyad Soleh, Din Syamsuddin, Bachtiar Effendy, Malik Fajar, Yahya Muhaimin, Sudibyo Markus, Yunan Yusuf, dan Hajrianto Tohari.
Semalam, mantan ketua umum Muhammadiyah, Amien Rais, membantah telah mengumpulkan para pengurus daerah dan wilayah guna mendukung salah seorang kandidat. Kepada wartawan yang memadati basement Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu malam lalu, Amien menyatakan dirinya sepenuhnya tidak mendukung siapa pun calon yang maju ke pemilihan. "Saya netral, siapa pun yang dipilih bersama akan kita dukung bersama," kata Amien.
Amien juga menyesalkan beredarnya selebaran gelap yang mendiskreditkan Din Syamsuddin, di arena muktamar ke-45 tersebut. Menurut Amien, hal itu pasti dilakukan oleh orang yang bukan anggota Muhammadiyah.
Tentang upaya kampanye hitam terhadap dirinya, Din menyatakan dirinya tidak ambil pusing. Menurut Din, hingga kini dirinya belum pernah melihat, apalagi membaca buku, selebaran atau apapun bentuk media kampanye hitam tersebut.
"Saya tak punya waktu. Terserah umat untuk menilai," kata Din, usai shalat lohor di Masjid AR Fachruddin, Universitas Muhammadiyah Malang, kemarin. Pada sidang pendahuluan pra-muktamar yang digelar 1-2 juli lalu, Sidang Tanwir Muhammadiyah telah menetapkan 39 nama calon.
Pada urutan pertama muncul nama Haedar Nashir (saat ini sekum PP Muhammadiyah) dengan 141 suara, disusul Rosyad Sholeh (wakil ketua) 137 suara, serta Din (wakil ketua), dengan 136 suara. (Darmawan/Andira)
Sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=114017
Shared:
Komentar