POLANDIA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Erasmus baru saja memberangkatkan lima dosen UMM terbang ke Polandia. Melalui program Erasmus Staff Week, lawatan dosen UMM ke Polandia bukan semata-mata untuk kunjungan, tetapi melaksanakan pengajaran sekaligus workshop di Politechnika Lubelska, Lublin, Polandia. Kegiatan tersebut berlangsung pada akhir Juni lalu.
Lima dosen tersebut terdiri dari Muhammad Salis Yuniardi, S.Psi, . M.Psi, Ph.D, dan Dr. Iswinarti, M.Si. dari Fakultas Psikologi, Dr. Fien Zulfikarijah, MM. dan Dra. Erna Retno Rahadjeng, M.M. dari Fakultas Ekonomi Bisnis dan satu dosen Fakultas Teknik Iis Siti Aisyah, ST., MT. Ph.D.
Salis, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa hari pertama menginjakkan kaki di sana, ia diberi waktu untuk mengajar dan memaparkan psikologi lintas budaya. Ia bersama dosen dari Politechnika Lubelska saling bertukar pikiran dan ide. Utamanya terkait budaya masyarakat Indonesia.
“Secara khusus saya menyampaikan materi mengenai dimensi budaya orang Indonesia. Saya menjelaskan menurut kajian psikologi lintas budaya. Di sana, saya juga membicarakan tentang beragam keunggulan budaya di Indonesia, salah satunya mengenai total bahasa yang mencapai 178 bahasa daerah,” ucapnya.
Selain mengajar, ia juga mengikuti training yang membahas mengenai pengelolaan perpustakaan dan publikasi. Pun dengan penerbitan karya ilmiah dari para sivitas akademika. Menurutnya, perbedaan antara UMM dan Politechnika Lubelska hanya gaya manajemennya saja. Secara umum, pengelolaannya hampir sama.
Selama di Polandia, mereka lebih banyak berbincang mengenai kerjasama. Di sana, ia juga sempat diundang oleh kepala International Relation Office (IRO) Politechnika Lubelska serta bertemu para kepala prodi untuk membahas kerjasama jangka pendek dan jangka panjang dengan Kampus Putih UMM.
“Awal Juli kemarin, empat dosen dari Politechnika Lubelska juga datang ke UMM untuk melaksanakan kuliah tamu ke mahasiswa. Dari situ kita juga membicarakan kolaborasi jangkan panjang seperti riset bersama dan juga student exchange untuk mahasiswa UMM,” ungkapnya melanjutkan.
Baginya, kunjungan ke Polandia sangat berharga dan memberikan banyak insight baru. Ia bertekad untuk membawa pengetahuan yang sudah ia dapat untuk dikembangkan dengan lebih baik lagi di UMM. “Salah satu yang menarik adalah perencanaan laboratorium. Sebenarnya laboratorium di UMM sudah sangat bagus, namun ada beberapa hal yang bisa ditingkatkan dan dikembangkan. laboratorium di sana tidak main-main. Ketika kita bicara akademik, maka laboratorium merupakan inti akademik. Kalau kita ingin riset meningkat, maka laboratorium perlu ditingkatkan juga,” tambahnya.
Terakhir, ia berharap selepas lawatannya ke Polandia bisa berguna untuk akademik di UMM. Ada tiga bekal yang ia bawa untuk dikembangkan ke UMM, yaitu peningkatan bahasa Inggris bagi seluruh sivitas akademika UMM, pertukaran kegiatan internasional, dan atmosfer riset akademik serta laboratorium. (diko)