MALANG, Suara Muhammadiyah – Pembahasan ijtihad seringkali menarik dan tiada habisnya. Maka dengan itu PSIF UMM menyelenggarakan bedah buku yang membahas secara mendalam melalui agenda bedah buku Ijtihad Kontemporer Muhammadiyah Dar Al-Ahd Wa al-Syahadah: Elaborasi Syiar dan Pancasila. Gelaran ini diadakan oleh Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Rabu (30/12), melalui kanal Youtube PSIF Official.
Bedah buku tersebut dihadiri oleh pembicara utama yaitu Hasnan Bachtiar selaku penulis buku. Selain itu turut hadir pula Gonda Yumitro, yang membedah buku secara lebih mendetail, serta Faridi, selaku kepala PSIF UMM.
Dalam sambutannya, Faridi mengungkapkan bahwa Muhammadiyah harus berperan aktif dalam pergeseran struktural masyarakat. Khususnya dalam tingkat global. “Tugas Muhammadiyah ke depan adalah memberi penyadaran kepada masyarakat. Utamanya mengenai pergeseran nilai-nilai kultural di masyarakat global dan hal-hal yang mengangkat nilai-nilai kemanusiaan.” Ujar Faridi.
Sementara itu, dalam pemaparannya Hasnan banyak menjelaskan latar belakang mengapa ia begitu tertarik dengan gagasan Ijtihad. Ia juga menjelaskan bahwa konsep Ijtihad dapat diaplikasikan melalui dua cara. Pertama, intertekstualitas yaitu kaitan antara teks satu dengan yang lain. Kedua adalah interkontekstualitas yang berarti mempertimbangkan sejarah terbentuknya teks dan sejarah masa kini.
“Pancasila berisi terkait musyawarah dan demokrasi kerakyatan. Sementara jelas kita ketahui bahwa Islam juga banyak membahas tentang konsep musyawarah. Jadi Islam mengandung konsep-konsep ideal sebagaimana yang dikandung dalam pancasila. Bisa dikatakan bahwa keduanya saling berhubungan satu sama lain.” terang dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMM tersebut.
Di lain sisi, Gonda sangat mengapresiasi hadirnya buku tersebut. Ia menjelaskan bahwa kebanyakan orang hanya membicarakan Islam, negara, atau Pancasila saja tanpa mengaitkan satu sama lain. Lain halnya dengan buku karya Hasnan Bachtar yang membawa pembaharuan besar bagi bangsa dan negara melalui konsep Islam serta Pancasila.
“Melalui konsep Ijtihad, saya melihat bahwa buku ini menawarkan banyak solusi terhadap pelbagai permasalahan yang sekarang sedang terjadi di Indonesia. Terutama masalah radikalisme” ujar Gonda di akhir sesi. (diko)