MALANG, Suara Muhammmadiyah – Hal menarik tampak di proses kurban yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (9/7) lalu. Tak ada penggunaan plastik dalam distribusi karena Kampus Putih menerapkan Green Qurban UMM. Pun dengan upaya meminimalisir proses-proses yang mencemari lingkungan.
Ketua panitia Idul Kurban UMM M. Arif Zuhri, Lc. M.HI. menuturkan bahwa pihaknya sengaja berupaya memulai green Qurban UMM. Salah satunya dengan penggunaan besek sebagai ganti plastik sebagai tempat distribusi daging.
“Konsep ini memang ingin kamu mulai sebagai bentuk implementasi etika lingkungan. Dengan begitu, kita tetap bisa berkurban seperti biasa dan tidak mencemari lingkungan sekitar,” tambahnya.
Arif, begitu ia kerap disapa, melanjutkan ada empat sapi dan enam ekos kambing yang dikurbankan di kampus III UMM. Sementara di kampus II UMM ada satu ekor sapi dan dua ekor kambing. Adapun daging yang ada dibagikan ke banyak pihak. Mulai dari para pegawai Kampus Putih, unit bisnis hingga masyarakat sekitar yang membutuhkan.
Arif menegaskan bahwa pihaknya juga sudah memberikan satu ekor sapi hidup ke Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kota Malang. “Di samping itu kami juga berbagi dengan menyerahkan kambing ke Lapas Laki-laki. Tak lupa juga ke wilayah-wilayah yang membutuhkan di Malang Selatan dan sekitar UMM,” katanya.
Pada proses kurban tersebut, Arif juga mengajak para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Program Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) dan beasiswa yatim. Hal itu dilkukan agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman menarik dalam distribusi hewan kurban. Sehingga nantinya saat terjun ke masyarakat, mereka tidak kebingungan dan sigap melaksanakannya
Terkait hewan kurban, UMM memastikan bahwa sapi dan kambing yang ada sehat dari berbagai penyakit. Hal itu ditegaskan oleh pendamping tim kesehatan hewan kurban UMM Mahmud, S.Pt. M.Pt. Menurutnya, semua hewan kurban UMM sudah diperiksa dengan teliti.
Pada saat pembelian, pihaknya juga membawa tim untuk pemeriksaan lebih lanjut. Adapula surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang menjadi salah satu aspek dalam melihat keadaan hewan kurban. Baik itu sapi maupun kambing.
“Sapi dan kambing ini sudah dinyatakan bebas dari cacing hati, antraks, dan bahkan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Saat dipotong dan dilihat, semua jeroan, hati, hingga paru juga bersih dan sehat. Jadi memang benar-benar bebas dari unsur-unsur bakterial dan parasit,” ungkap Ali mengakhiri. (diko)