Suara.com - Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang kelompok 94 gelombang 5 dengan tema Pemberdayaan SDM Berbasis Penanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Sebagai Upaya Meningkatkan Kesehatan Warga Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dusun Jatisari Desa Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Saat ini memasuki hari ke-16 memiliki program kegiatan pembagian bibit TOGA kepada masyarakat Dusun Jatisari.
Di tengah pandemi Covid-19 ini banyak warga yang rentan sekali terhadap penyakit-penyakit lain terlebih kurangnya pendapatan warga untuk membeli obat dengan harga yang cukup mahal serta jarak apotik yang cukup jauh membuat warga sering kali membiarkan penyakit tersebut, oleh karena itu memanfaatkan obat alami tradisional merupakan salah satu alternatifnya, dengan mengkonsumsi tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) diharap dapat membantu warga setempat agar dapat lebih peduli terhadap kesehatan.
Penanaman tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) sendiri cukup mudah, ramah lingkungan dan tidak memerlukan lahan serta biaya yang besar. Tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yang disediakan oleh kelompok 94 terdiri dari kunyit, kencur, jahe, temu kunci, temulawak, lengkuas, seledri, serai, dan lidah buaya. Ditengah wabah pandemi ini kita harus pintar-pintar menjaga daya tahan tubuh atau imun tubuh, karena sifat Covid-19 sendiri dapat disembuhkan sendiri dan tingakat kesembuhan dari Covid-19 dipengaruhi oleh imun tubuh setiap individu. Meningakatkan imun tubuh dapat dilakuakan dengan cara makan dan minuman yang bergizi, selain itu juga dapat dibantu dengan mengkonsumsi rempah-rempahan (tanaman toga).
Kegiatan dimulai sekitar pukul 13.00, sebelum dibagikan kepada warga bibit-bibit TOGA disiram terlebih dahulu untuk mempertahankan kualitas sebelum diterima oleh masyarakat. Sekitar 4 titik yang didatangi oleh kelompok, selain untuk meminimalisir kerumunan bersar warga juga karena mobil pick up yang digunakan untuk mengangkut bibit TOGA didak dapat menjangkau gang-gang kecil yang ada. Warga menyambut antusias pembagian bibit TOGA ini, karena menurut warga harga rempah-rempah saat ini terbilang mahal dan beberapa jenis mulai sulit ditemukan.
Kegiatan berakhir sekitar pukul 17.00 WIB, bibitpun juga habis taktersisa, kami bersyukur karena kegiatan ini dapat berjalan dengan lancer dan juga dapat diterima dengan baik ileh masyarakat.