Gas Metan TPA Supiturang bisa untuk Memasak

Author : Humas | Rabu, 29 Agustus 2012 12:23 WIB | Surabaya Post - Surabaya Post
 
TPA Supiturang di tengah-tengah Kota Malang. Gas metan TPA tersebut dapat dimanfaatkan untuk energi alternatif.
 

MALANG - Gas metan yang diproduksi dari tempat pembuangan akhir atau TPA sampah Supiturang di Kota Malang, Jawa Timur, segera dikelola menjadi sumber energi alternatif, yakni bahan bakar untuk memasak.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang Wasto, Selasa, mengatakan, pemanfaatan gas metan di TPA Supiturang pada tahap awal dengan melibatkan warga sekitar TPA dimulai Oktober mendatang.  "Kami sudah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kompor gas metan bagi warga sekitar TPA. Setelah kompornya siap, warga bisa memanfaatkan gas metan yang diproduksi TPA tersebut untuk memasak," katanya.

Potensi gas metan di TPA seluas 15 hektare tersebut cukup besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pemerintah Belanda bersama peneliti dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada tahun 2008, gas metana di TPA Supit Urang bisa dijadikan sumber listrik.

Potensi listrik yang terkandung di TPA tersebut bisa lebih dari 5,56 juta kilo watt hour (Kwh) per tahun atau kalau dinominalkan bisa mencapai Rp2,3 miliar per tahun. Lebih lanjut Wasto mengatakan, gas metan yang terkandung dalam sampah di TPA Supiturang itu harus dikelola maksimal, sebab jika tak dikelola dengan benar bisa merusak lapisan ozon yang berdampak pada pemanasan global.

Selain dikelola menjadi energi alternatif melalui jaringan pipa penangkap, kata Wasto, TPA Supiturang juga telah dikucuri dana sebesar Rp195 miliar dari Pemerintah Jerman. Anggaran sebesar Rp195 miliar itu untuk program "sanitary landfill".

Dengan adanya program tersebut, lanjutnya, TPA Supiturang bakal disulap menjadi TPA ramah lingkungan. "Ke depan, air lindir yang keluar dari TPA sudah steril karena sudah melalui proses sterilisasi," tandasnya.     

Sebelum menjalin kerja sama dengan Pemerintah Jerman, Pemkot Malang juga telah menjajaki kerja sama dengan investor dari Kanada serta Pemerintah Belanda. Bahkan, Belanda sudah membangun dan mengoperasionalkan laboratorium penangkap gas metan.Sampah domestik (rumah tangga) maupun industri yang dibuang ke TPA Supiturang setiap hari rata-rata mencapai 400 ton sampai 600 ton.ant

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=b3b6a68e864234bb2b85bc2abd0b68ce&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler