Indah Febriana As'ari Putri, mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merantau pertama kali ke Eropa dengan mengikuti pertukaran mahasiswa ke Universitas Szeged, Hongaria. Ia adalah peserta program International Student Mobility Award (IISMA).
SURYAMALANG.COM | MALANG - Indah Febriana As'ari Putri, mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berkesempatan belajar di Universitas Szeged, Hongaria.
Ia merupakan peserta program International Student Mobility Award (IISMA).
Kegiatan ini diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbud.
Dia menjalani program pertukaran mahasiswa selama lima bulan, yaitu pada September 2022 hingga Januari 2023 lalu.
Dia menceritakan, pengalamannya di Hongaria. Selama dua pekan pertama, ia mengaku masih beradaptasi sehingga merasa belum nyaman.
Ia hanya memakan mie instan, nasi serta telur. “Penganut Islam di Hungaria sangat minoritas. Beberapa restoran sebenarnya menjual makanan halal seperti daging ayam, ikan, dan lain sebagainya," ceritanya, Rabu (8/2/2023).
Namun dalam bahan masakan, mereka masih menggunakan minyak babi.
Maka alternatif satu-satunya adalah memasak sendiri.
"Masalahnya saya tidak pernah memasak. Jadi saya hanya makan mie instan selama dua minggu pertama," tuturnya.
Akhirnya ia belajar memasak dengan menggunakan resep dari internet.
Mahasiswa angkatan 2020 itu menjelaskan selain akses makanan halal susah, begitu juga ke tempat ibadah. Beruntung di kampus ada mushola namun hanya dibuka saat jam ibadah.
“Saya harus menyesuaikan jadwal kuliah dengan jadwal sholat lima waktu," katanya.
Kadang jika waktu sholat telah lewat dan mushola tutup, maka ia sholat di tangga darurat.
"Saya juga kerap salat di ruang ganti yang ada di mall,” papar mahasiswa asal Malang tersebut. Meski butuh adaptasi berat, tapi pengalaman yang diperoleh luar biasa.
Sebab ia jadi tahu kebudayaan dan adat istiadat di negara lain. Ia juga kagum pada Gereja Candlemas.
Bangunan gereja ini awalnya merupakan masjid di zaman kesultanan Utsmaniyah lalu dialihfungsikan menjadi gereja pada tahun 1702.
Ornamen luarnya masih tampak seperti masjid dengan atap kubahnya.
Sumber: Surya Malang