SURYA.CO.ID | MADIUN - Direktur dan Pembantu Direktur (Pudir) I Akademi Kebidanan (Akbid) Muhammadiyah Madiun, Rumpiati dan Baruatun, akhirnya mengundurkan diri, Selasa (17/2/2015) sore, di Islamic Center Jl Sumatra Kota Madiun.
Pengunduran diri itu melalui surat pengunduran diri bermaterai, namun keduanya tidak hadir saat pembacaan surat pengunduran diri di hadapan sekitar 180 mahasiswa di Aula Gedung Islamic Center.
Surat pengunduran keduanya dibacakan Wakil Ketua Pengurus Daerah Mummadiyah (PDM) Madiun dan dihadiri Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Najib.
Meski keduanya menyatakan mundur, mahasiswa masih memiliki satu tuntutan, yakni agar Ketua PDM Madiun, Edy Sanyoto meminta maaf kepada mahasiswa karena saat mahasiswa demo di Kampus Akbid Muhammadiyah Madiun di Jl Lumbung Hidup, Kelurahan Ngegong, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, beberapa waktu lalu, sempat mengusir mahasiswa.
"Kami minta agar Pak Edy minta maaf. Karena beliau pernah mengusir kami dari kampus saat demo," ucap salah seorang mahasiswi ditengah pembacaan pengunduran diri.
Sementara anggota PDM Madiun, Sutomo minta kepada mahasiswa untuk masuk kuliah kembali setelah selama sembilan hari melakukan aksi dan mogok belajar.
"Saya berterima kasih kepada Rektor STISIP Muhammadiyah yang menampung anak-anak Akbid agar tidak melakukan demo di luar kampus. Saya minta setelah sembilan hari melakukan aksi, kami minta mahasiswa kembali ke kampus," ucapnya.
Sedangkan Edi Sanyoto, yang baru hadir usai acara pembacaan surat pengunduran diri, langsung menyatakan permintaan maaf di hadapan mahasiswi yang pernah diusirnya dari kampus.
"Dengan ketulusan, saya menyampaikan permintaan maaf atas lontaran kalimat yang sempat membuat mahasiswi tersinggung. Sekali lagi, saya minta maaf. Saat itu saya memang di luar kendali," pintahnya.
Diberitakan sebelumnya, sejak sembilan hari terakhir, mahasiswi Akbid Muhammadiyah Madiun aksi dan mogok belajar, menuntut Direktur dan Pembantu Direktur I, mundur.