Pemkot Malang Serahkan Hasil Kajian Jembatan Soehat

Author : Humas | Rabu, 25 Juni 2014 19:12 WIB | Surya - Surya

SURYA Online, MALANG – Pemkot Malang akan menyerahkan hasil kajian jembatan Soekarno-Hatta (Soehat) ke Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum. Langkah untuk menindaklanjuti surat rekomendasi dari Pemprov Jatim yang menyebutkan kondisi jembatan Soehat masih baik.

Asisten II Pemkot Malang, Hadi Santoso, mengatakan, secepatnya akan berkoordinasi dengan Dirjen Bina Marga Kementerian PU terkait jembatan Soehat. Selain menyerahkan hasil kajian jembatan Soehat yang dilakukan tim forensik Universitas Brawijaya (UB), Pemkot juga akan melampirkan surat rekomendasi dari Pemprov Jatim untuk diserahkan ke Dirjen Bina Marga.

“Kalau diizinkan oleh Dirjen Bina Marga, Pemkot akan membangun jembatan tersebut. Pemkot siap jika harus sharing dana. Kami akan menyiapkan detail enggenering desain  (DED) jembatan tersebut. Sedangkan rangka baja jembatan Soehat bisa dimanfaatkan untuk jembatan di dekat Universitas Muhammadiyah Malang untuk memecah arus kemacetan di Jl MT Haryono,” katanya, Rabu (25/6/2014).

Surat rekomendasi terkait kondisi jembatan Soehat dari Pemprov Jatim itu diterima Pemkot Malang pada 7 Juni 2014. Surat tersebut sebagai jawaban dari surat Wali Kota Malang, M Anton, kepada Pemprov Jatim pada 30 April. Surat dari wali kota itu untuk meminta agar segera ada langkah penyelamatan dari Pemprov Jatim terkait kondisi jembatan Soehat.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan tim forensik UB terhadap jembatan Soehat menyebutkan ada penurunan titik buhul jembatan pada rentang 60 meter. Titik buhul merupakan bantalan yang menjadi tumpuan jembatan. Selain itu, terjadi inelastis pada rangka jembatan tersebut.

“Juga terjadi deformasi inelastis pada lubang baut rangka jembatan. Dari hasil kajian tim forensik itu, kami mengusulkan agar jembatan Soehat dibongkar dan dibangun kembali. Hal itu untuk meminimalisir resiko bencana  bagi masyarakat luas. Pembongkaran dan pembangunan jembatan persyaratan dan peraturan yang berlaku,” ujarnya.

Adapun isi surat rekomendasi tersebut, yaitu, pertama jembatan soehat adalah jembatan rangka baja Australia tipe A, yang dibangun pada 1988 dengan panjang total 100 meter terdiri dari dua bentang masing-masing 60 meter dan 40 meter. Lokasi jembatan pada ruas Jl Soekarno-Hatta yang berstatus jalan kolektor sekunder provinsi.

Kedua, berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi jembatan oleh Pemprov Jatim dan telah dikonsultasikan dengan Direktorat Bina Teknik Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, menyatakan bahwa secara teknis jembatan tersebut masih dalam kondisi baik.

Ketiga, terkait dengan usulan penggantian jembatan dan pemanfaatan rangka jemabatan lama diperlukan kajian kelayakan teknis yang lebih mendalam.Keempat, pengalokasian anggaran pembangunan didasarkan atas skala prioritas kebutuhan penanganan mendesak. Sehingga usulan berdasarkan kepentingan estetika kota belum menjadi prioritas dalam penyusunan program pembangunan infrastruktur.

“Tidak ada penjelasan secara teknis dari Pemprov Jatim yang menyatakan bahwa kondisi jembatan tersebut masih baik. Dan tidak dijelaskan sampai berapa lama kekuatan jembatan tersebut. Untuk itu kami akan menanyakan hal itu ke Dirjen Bina Marga,” katanya.

Ia menjelaskan, hasil kajian dari tim forensik UB sifatnya memang pencegahan. Maka dari itu perlu segera ada tindakan nyata untuk menyelamatkan jembatan tersebut. Saat ini, Pemkot Malang sudah mengantisipasi dengan membuat rekayasa lalu lintas di lokasi tersebut. Pemkot juga melarang kendaraan berat melintas di jembatan itu.

Selain itu, menurutnya, jembatan rangka baja sudah tidak tepat lagi berada di tengah kota. Jembatan rangka baja biasanya dibangun untuk jalan lingkar luar. Jumlah kendaraan yang melintas di jembatan itu cukup padat. Hasil survei menyebutkan jumlah kendaraan yang melintas di jembatan itu mencapai 3.133,9 satuan mobil penumpang per jam. Sedangkan volume lalu lintas mencapai 51.641,25 satuan mobil penumpang per hari.

“Dulu Jl Soehat memang jalan lingkar luar. Tetapi bersamaan dengan perkembangan kota, lokasi tersebut sudah menjadi tengah kota. Jadi jembatan rangka baja Soehat sudah tidak sesuai lagi. Jika tidak segera ada tindakan kami khawatir akan membahayakan masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, pembongkaran jembatan Soekarno-Hatta yang direncanakan dilakukan tahun ini diperkirakan batal. Persoalannya, Pemprov Jatim mengeluarkan kajian bahwa kondisi jembatan tersebut masih bagus. Hasil kajian dari Pemprov Jatim menyebutkan kondisi jembatan Soehat masih bagus.

Tim forensik UB, Sugeng P Budio, mengatakan, dari hasil kajian dari tim UB menunjukkan badan jembatan sudah melendut (melengkung). Badan jembatan tersebut melengkung melampaui kelendutan yang diizinkan. Selain itu, kondisi getaran di jembatan tersebut juga semakin kencang.

Sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2014/06/25/pemkot-malang-serahkan-hasil-kajian-jembatan-soehat
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler