Dua guru besar dari Fakultas Psikologi menambah jumlah guru besar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mereka dikukuhkan pada Sabtu (16/12/2023). Mereka adalah Prof Dr Tulus Winarsunu MSi dan Prof Dr Iswinarti MSi.
SURYAMALANG.COM, MALANG - Fakultas Psikologi menambah dua guru besar baru di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Mereka dikukuhkan pada Sabtu (16/12/2023), yaitu Prof Dr Tulus Winarsunu MSi dan Prof Dr Iswinarti MSi.
Iswinarti dalam pengukuhannya nanti memberikan orasi tentang membangun kesehatan mental anak dapat dilakukan melalui permainan dengan metode BERLIAN.
"BERLIAN kepanjangan Bermain-ExpeRiential-LearnIng-Anak," jelas dia. Dikatakan, kesehatan mental merupakan hak asasi universal yang setiap individu berhak mendapatkannya. “Membangun kesehatan mental dapat dimulai pada usia dini dengan menerapkan berbagai kegiatan bermain," kata dosen ini. Menurutnya, bermain mengandung nilai-nilai yang dapat mendukung terbentuknya kesehatan mental pada anak.
"Permainan tradisional adalah permainan yang mengandung nilai-nilai baik dan dapat dijadikan sebagai model intervensi untuk membangun kesehatan mental anak,” katanya. Ada beberapa contoh permainan tradisional telah terbukti dapat menjadi media dalam membangun karakter anak. Dalam penelitiannya, ia membuktikan bahwa permainan bekelan, congklak lidi dan selentikan dapat meningkatkan kemampuan problem solving anak usia sekolah dasar.
Dalam permainan tradisional engklek juga dapat meningkatkan kemampuan problem solving dan dapat meningkatkan kemampuan kontrol diri. Ia berharap orang tua, pendidik, mahasiswa maupun para pemerhati anak untuk dapat menjadi fasilitator dalam metode BERLIAN. Utamanya dalam penerapan permainan tradisional agar kesehatan mental anak dapat dibangun lebih dini,” paparnya.
Sedang Tulus menjelaskan, pengambilan keputusan merupakan aktivitas mendasar dalam kehidupan sehari-hari. Manusia secara terus menerus dihadapkan pada situasi-situasi yang memerlukan pemilihan tindakan dari berbagai alternatif. Menurutnya, elemen penting dalam pengambilan keputusan meliputi diperlukan rasionalitas yang membantu menciptakan lingkungan yang lebih terarah, efisien dan responsif terhadap perubahan.
"Namun, rasionalitas tidak selalu sempurna dan memunculkan irasionalitas,” tambahnya. Hal ini, lanjutnya, disebabkan oleh faktor keterbatasan informasi, keterbatasan dalam pemrosesan informasi, tekanan kelompok dan bias kognitif. Menurutnya, manusia rentan terhadap bias kognitif, seperti bias konfirmasi dan bias ketersediaan.
