Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ibnu Sutoko SPsi MPsi.
SURYAMALANG.COM, MALANG - Putus cinta biasanya membuat patah semangat dan malas seseorang biasanya merasa malas melakukan berbagai hal. Bahkan saat bekerja. Menurut dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ibnu Sutoko SPsi MPsi, cinta merupakan salah satu kebutuhan psikologis manusia.
Maka ketika seseorang kehilangan suatu kebutuhan di dalam dirinya, maka ini dapat menyebabkan seseorang menjadi malas. Jika tidak segera diatasi dengan benar, maka hal ini akan berdampak serius. Seperti munculnya stres yang menyebabkan banyak pikiran sehingga susah tidur hingga tidak berselera makan.
"Ketika fenomena itu tidak ditangani dengan baik, maka akan berubah menjadi sebuah depresi. Mood seseorang juga akan cenderung menjadi negatif, sering menangis, dan keinginan untuk bersosial menurun. Hal ini tentu dapat berdampak buruk pada kehidupan sehari-hari,” katanya dalam rilis humas UMM, Selasa (16/5/2023).
Menurut Ibnu, pada orang yang patah hati harus segera mengidentifikasi emosi yang dirasakan and mengukur kesedihan. Mereka yang larut dalam kesedihan itu karena tidak mampu mengeluarkan emosi atau salah memilih solusi dalam permasalahannya. "Jika ada masalah, coba untuk bercerita pada orang lain. Terutama kepada orang-orang yang tepat untuk mengeluarkan emosi kita," sarannya.
Setelah menyalurkan emosi yang dipendam secara verbal, langkah selanjutnya adalah melakukan hal-hal yang positif sebagai pengalihan atas emosi negatif yang dialami ketika putus cinta. Maka perlahan emosi negatif akan menghilang. Namun, perlu dicatat bahwa upaya ini harus dibarengi dengan penyelesaian masalah,” katanya.
Selanjutnya, mencoba kembali memulai kehidupan nyata. Misalkan kembali menikmati hobi atau mencoba mencapai target. Jika belum asa perubahan nyata, ia menyarankan agar mendatangi tenaga profesional seperti psikolog untuk membantu mengatasi masalahnya.