Salah satu sesi pembelajaran Program Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) di UMM.
AGUS Supriadi, Lc., M.H.I, Kooordinator PPUT, menjelaskan, program ini merupakan upaya pengkaderan ulama tarjih Muhammadiyah. Secara khusus, program ini mengkolaborasikan ilmu sains dengan ilmu keislaman. Sehingga mahasiswa tidak hanya kompeten di ilmu agama, namun juga mumpuni dalam ilmu sains.
“Tujuan dibentuknya PPUT, pertama, menanamkan Islam yang komprehensif sebagai ajaran yang baik. Kedua, menanamkan pemahaman Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang implementatif, yakni menjadi teladan di masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai Islam serta Muhammadiyah. Ketiga, mendidik budi pekerti luhur mahasiswa. Artinya, para kader diupayakan menjadi contoh utama berbasis akhlakul karimah. Keempat, mengajar dan mendidik kader tarjih Muhammadiyah yang berwawasan tajdid,” jelasnya, belum lama ini.
Agus Supriadi menambahkan, mahasiswa yang lolos PPUT akan mendapatkan dua kurikulum, yaitu kurikulum PPUT yang berkaitan khusus dengan keilmuan PPUT dan kurikulum yang terintegrasi langsung dengan program studi (Prodi) Hukum Keluarga Islam.
Program PPUT memberikan beasiswa berupa pembebasan biaya Dana Pengembangan Pendidikan (DPP) dan Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) selama delapan semester. Selain itu juga beasiswa di asrama selama dua tahun. Mahasiswa juga diberi materi pembinaan khusus dan penguatan implementasi keilmuan.
Keunggulan lain yang didapat adalah pemahaman akan soft skill, seperti pelatihan desain, karya tulis ilmiah, public speaking, english speaking, MTQ, dan pelatihan salafiah. “Hal ini bisa mendorong mahasiswa PPUT bisa beradaptasi dengan mudah di lingkungan masyarakat. Sehingga berimbas pada cara berdakwah dan mampu menyerukan hal baik ke lingkup yang lebih luas,” tuturnya.
Untuk mendapatkan beasiswa ini, mahasiswa bisa mendaftar di website PMB. Kemudian memilih Prodi HKI dan mengikuti rangkaian seleksi berupa tes bahasa Arab, hafalan Alquran, keislaman serta kemuhammadiyahan.
Agus berharap program ini mampu menghasilkan kader ulama tarjih Muhammadiyah yang memiliki kekokohan akidah, integrasi moral, dan keluasan ilmu agama. “Kami ingin para kader ini bisa tersebar di penjuru Indonesia. Bahkan kalau bisa, mampu mengabdi di luar negeri dan memberikan manfaat yang lebih luas,” pungkasnya. (div/mat)