MAUL —sapaan akrab Maulana Rafsanjani Miftah— bercerita, ide meneliti kandungan kiwi ia temukan ketika sedang berselancar di internet. Ia menemukan beberapa artikel ilmiah mengenai cara pengobatan dan penyembuhan insomnia. “Sayangnya, di Indonesia belum ada penelitian yang membahas tentang hal ini,” katanya, belum lama ini.
Akhirnya Maul mengajak dua temannya, Nabila Mufti Karis dan Chandra Ayu Kumala Sari untuk meneliti manfaat buah kiwi tersebut. Mereka mengikutsertakan ide ini dalam Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian (PKM-P). Hasilnya, mereka lolos sampai ke tahap pendanaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
Maul bercerita, timnya mengalami beberapa kendala terkait pelaksanaan penelitian. Salah satu kendalanya, tidak diperbolehkan melakukan penelitian langsung di lapangan.
“Rencananya kami akan meneliti langsung lewat beberapa subjek yang telah kami pilih. Namun karena pandemi COVID-19, Ditjen Dikti akhirnya mengubah beberapa aturan dalam penelitian. Akhirnya kami hanya bisa melakukan penelitian melalui beberapa jurnal luar negeri yang telah membahas topik tersebut,” terangnya.
Mahasiswa kelahiran Malang ini menambahkan, dari penelitian yang telah dilakukan, timnya menemukan bahwa mengkonsumsi dua buah kiwi sebelum tidur menghasilkan peningkatan yang signifikan pada jumlah waktu tidur seseorang. Efek ini berkaitan dengan tingginya tingkat antioksidan, flavonoid, karotenoid, dan antosianin yang ditemukan dalam kiwi.
Menurutnya, stres oksidatif merupakan penyebab utama gangguan tidur pada penderita insomnia. Beberapa zat yang ditemukan dalam buah kiwi diasumsikan dapat menurunkan stres tersebut.
“Penelitian ini telah kami selesaikan pada Oktober tahun lalu.. Sekarang kami tinggal menunggu proses penerimaan jurnal dari Health Science Journal of Indonesia. Kami berharap, dengan penelitian ini, dapat memberi edukasi kepada masyarakat terkait manfaat buah kiwi bagi penderita insomnia, ” harap Maul. (div/mat)