TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG– Modul ajar berbasis Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) menjadi daya tarik kolaborasi antara dosen Pendidikan Guru Sekolah dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan SD Muhammadiyah 2 pendil Probolinggo. Atas dasar inilah antara dosen PGSD UMM bersama SDM pendil 2 Probolinggo pada (8/7) menggelar pelatihan pembuatan modul ajar berbasis IKM.
Kegiatan tersebut dikatakan Ketua Pelaksana Kuncahyono bahwa pelaksanaan pelatihan kurikulum merdeka berlangsung di ruang Laboratorium Microteaching Kampus III UMM pada hari Sabtu kemarin. Kegiatan ini dihadiri sepuluh guru dan kepala sekolah SDM 2 Pendil Probolinggo yang berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolahnya.
Menurut Kuncahyono pelatihan ini dalam upaya mengembangkan iklim pembelajaran yang inovatif, pelatihan ini fokus pada pembuatan modul ajar dan strategi pengelolaan kelas yang efektif. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dosen PGSD UMM Beti Istanti Suwandayani dan Belinda Dewi Regina.
Materi yang disampaikan nara sumber, kata Kuncahyono peserta didorong untuk mendapatkan wawasan baru dan strategi terbaik dalam menyusun modul ajar yang relevan dengan kebutuhan siswa. Itu sebabnya pentingnya kurikulum merdeka dalam mengembangkan kreativitas dan potensi siswa.
“Dalam era globalisasi yang serba cepat ini, kita perlu memberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa dan kondisi lokal,” tandas Kuncahyono dalam sambutannya.
Sekedar diketahui peserta pelatihan baik dari guru dan kepala sekolah sangat antusias untuk mengikuti dan berdiskusi. Mereka hadir dengan semangat tinggi dan kesiapan untuk berbagi pengalaman serta meningkatkan kompetensi mereka dalam merancang modul ajar yang relevan dan efektif.
Selama pelatihan, lanjut Kuncahyono para peserta terlibat dalam diskusi interaktif, sesi tanya jawab, dan studi kasus. Mereka diajak untuk berpikir kritis dalam menyusun modul ajar yang mampu memfasilitasi pemahaman siswa secara holistik.
Para peserta juga belajar mengenai teknik pengelolaan kelas yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menginspirasi.
“Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang Kurikulum Merdeka dan memberikan inspirasi bagi peserta dalam merancang modul ajar yang inovatif dan efektif,” ujar Kuncahyono.
Menariknya Kuncahyono mengharapkan kegiatan Pelatihan Kurikulum Merdeka bagi guru SD Muhammadiyah 2 Pendil Probolinggo menjadi momentum penting dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas. Dengan adanya kolaborasi antara guru dan kepala sekolah, diharapkan dapat tercipta iklim pembelajaran yang lebih menarik, relevan, dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang pengembangan modul ajar, tambah Kuncahyono sekaligus mengajarkan teknik pengelolaan kelas yang efektif. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi perubahan positif dalam proses belajar mengajar di SD Muhammadiyah 2 Pendil Probolinggo.
Pelatihan Kurikulum Merdeka bagi SD Muhammadiyah 2 Pendil Probolinggo membuka peluang bagi guru-guru dan kepala sekolah untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah mereka.
Dengan adanya komitmen dan semangat yang tinggi, diharapkan SD Muhammadiyah 2 Pendil Probolinggo dapat menjadi lembaga pendidikan yang inovatif dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan yang representatif. (rilis: humas pgsd/editor: doni osmon)