TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Program studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menorehkan prestasi tingkat Fakultas Pertanian Peternakan UMM. Prestasi itu dibawakan oleh Renny Yuliana, mahasiswa alumni Peternakan UMM dengan nilai terbaik mencapai nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,85.
Menurut Renny ketika dirinya masuk prodi peternakan UMM tahun 2019 sangat optimis meraih masa depan karena jurusan peternakan merupakan bidang studi ilmu yang tetap ada sampai kapanpun. Bahkan hingga akhir zaman nanti.
Peternakan itu adalah manusia. Kebutuhan pokok manusia yang akan dibutuhkan secara terus menerus, salah satunya adalah makanan. Dari sinilah sudah jelas bahwa perspektif dirinya terhadap sektor pangan adaklah masa depan.
Kata Renny sektor pangan terdiri dari dua yaitu pertanian dan peternakan. Pada awalnya dirinya sempat bingung mana yang harus dipilih antara keduan jurusan ini. Kemudian mendapatkan jawaban ketika dirinya membeli makan di sebuah warung lalapan.
Saat itu ujar Renny dirinya berfikir jika seseorang membeli lalapan akan mendapatkan nasi, sayuran, sambal, dan lauknya. Lauknya bisa ayam, ikan, telur, dan semisalnya. Jika dilihat dari beberapa komponen ini, maka komponen yang memiliki harga jual tinggi adalah ayam lauknya.
Ketika itu mindset berfikir Renny hanya omset tanpa mengetahui tentang bagaimana mendapatkan omset tersebut, juga biaya atau faktor yang dibutuhkan untuk mendapatkan omset tinggi. Inilah yang membuat Renny menyimpulkan bahwa harga ayam/lauk lebih tinggi daripada sayuran. Alasan kedua saya adalah saya adalah perempuan, yang dimana suatu saat nanti akan menjadi ibu rumah tangga.
Sebagai seorang istri dan ibu akan lebih baiknya jika bisa menetap di rumah menjalankan kewajiban seorang istri dan ibu sesuai ajaran agama. Tetapi karena selalu ingin menjadi wanita karir akhirnya jurusan peternakan membuatnya bermimpi untuk menjadi istri dan ibu rumah tangga yang juga sukses memiliki usaha peternakan. Seperti memiliki peternakan ayam petelur ataupun poultry shop.
Memiliki usaha seperti ini, lanjur Renny adalah harapannya sebab membangun bisnis tanpa harus keluar rumah. Atas dasar inilah pengalaman harus tetap didapatkan. Kalau sebelumnya tidak pernah bekerja di luar, hanya aktif beberapa organisasi sekaligus sebagai asisten laboratorium.
Namun sejak bulan Februari lalu dirinya bekerja agar mendapatkan penghasilan bulanan sebagai pramusaji di rumah makan Nasi Padang Nusa Indah Tirto Utomo. Disamping itu saya juga menjadi pelatih tari untuk kegiatan Student Day Fakultas Pertanian Peternakan.
Tugasnya Renny selain pramusaji juga tanggung jawab keluar masuknya uang selama jam kerja termasuk tanggung jawab pembukuan rumah makan. Semua ini dilakukan tanpa menganggu perkulihaan hingga meraih predikat lulusan terbaik fakultas.
“Nikmat prestasi ini tentu bukan semata usaha dan kerja keras saya, tapi ini semua juga sudah menjadi keputusan Allah memberikan saya rejeki. Intinya bekerja keras sekeras apapun harus di imbangi dengan berdoa kepada Tuhan karena Tuhan yang akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan,” tutur Renny.
Dari kerja ini, tandas Renny dirinya bisa menganalisis setiap hari selalu memesan ayam potong untuk lauk yang disediakan. Bos saya memesan ayam tersebut dari rumah potong ayam. Pengamatannya melihat banyaknya konsumen yang datang membuat dirinya yakin tidak salah memilih jurusan peternakan yaitu sektor pangan. Sebab akan selalu dibutuhkan sampai kapanpun, karena manusia tidak akan ada habisnya sebelum hari akhir.
Saya jadi berfikir, sepertinya setelah peternakan ayam petelur dan poultry shop, rumah potong ayam akan menjadi opsi saya untuk berwirausaha di kemudian hari. (doni osmon)