TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Muhammad Giyang Van Permana disapa Giyang, sebagai Ketua Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemendikbudristek dari Prodi Akuakultur Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) inovatif penelitian yang dilakukan bersama empat anggotanya.
Mereka adalah Rif’al Fardhi (akuakultur), Rodiyatul Ummi Hasibuan (akuakultur), Hafizh Justiar Lutfi Habibi (akuakultur) dan Fila Fariha Nafakhna (Pendidikan Dokter). PKM ini dibimbing dosen prodi Akuakultur UMM, Soni Andriawan, S.Pi, MP, meneliti dalam waktu tiga bulan ke depan tentang air liur ikan lele.
Maksudnya? Giyang mengungkapkan bahwa PKM kelompoknya fokus meneliti Efektivitas Mucus Ikan Lele (Clarias gaprienus) Sebagai Antiseptik Alami Dalam Invasi Patogen Pada Tangan Manusia. Sebab di dalam mucus (lendir) ikan lele tersebut mengadung zat yang fungsinya anti bakteri dapat dijadikan bahan antiseptik di tangan manusia.
Tim PKM Giyang ketika presentasi rencanya risetnya.
Lebih tepatnya, kata Giyang adalah handsanitizer dari bahan mucus lele yang dicampur dengan bahan lain. Sebab aroma mucus lele amis sehingga harus diproses dengan beberapa tahapan.
Proses dimaksud seperti ekstrasi untuk diambil mucus murninya diformulasikan untuk menjadi handsanitizer spray. Proses menjadi handsanitizer ini diperkirakan sebulan sudah bisa digunakan.
Supaya hasilnya maksimal, tandas Giyang mucus lele yang diambil usia dewasa dengan asumsi satu kilogram berisi tujuh ekor. Khusus untuk penelitian ini membutuhkan lele ukuran dewasa ini sekitar lima kilogram. Lele tersebut dipelihara terlebih dulu di-aklimatisasi di laboratorium dengan peraraian lele ini suhunya dimainkan agar ikan lele stress supaya produksi mucusnya lebih banyak. (doni osmon)