TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG– Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (PMM UMM) kali ini dilaksanakan oleh Kelompok PMM Mitra Dosen UMM Kelompok 94 yang beranggotakan 5 orang yang dikoordinatori oleh Dewi Sekar Sari mahasiswi semester 5 Program Studi Manajemen FEB UMM. Anggota dari Kelompok ini terdiri dari Luthfiatul Habibah, Naufal Arif, dan Rosyda Vita yang merupakan mahasiswi semester 5 di Prodi Manajemen juga, dan kemudian Irvan Maulana yang berasal dari Fakuktas Teknik UMM. Didampingi dengan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) kami Chalimatuz Sa’diyah, SE,. MM, Kenny Roz, S.Kom., MM, dan Luqman Dzul Hilmi, S.E., MBA. Yang merupakan dosen – dosen dari Program Studi Manajemen FEB UMM.
Bahwa kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (PMM UMM) kali ini dilaksanakan oleh Kelompok PMM Mitra Dosen UMM Kelompok 94 ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Batik Ulurwiji berlokasi di Pandantoyo, Pandankrajan, Kec. Kemlagi, Kab. Mojokerto, Jawa Timur. Dengan mengusung tagline “Dari Desa Bisa Berdaya” sangat cocok untuk mendeskripsikan industri batik rumahan ini. Batik ini mengusung konsep Eco-Fashion karena mulai dari bahan utama kain hingga bahan pewarna nya pun menggunakan bahan-bahan alami yang tentu saja ramah lingkungan. Menjuarai berbagai perlombaan diantaranya, Talenta Wirausaha BSI dan PF Preneur. Batik eco-fashion dengan founder Nasta Rofika ini sudah berhasil dikenal di Manca Negara dan kerab memperoleh orderan Manca Negara pula.
Dengan seluruh pegawainya yang merupakan seorang wanita, Batik Ulurwiji mengambil peran dalam Women Empowerment yang memberdayakan ibu ibu rumah tangga di sekitar rumah produks mereka dan menambah mata pencaharian wanita di sekitar lokasi industri batik ini.
Kegiatan PMM Mitra Dosen Kelompok 94 ini membantu kegiatan promosi/marketing batik ulurwiji khususnya dalam pembuatan konten berupa reels instagram yang merupakah salah satu cara ulurwiji untuk memasarkan produknya.
Salah satu instastory akun instagram Ulurwiji yang merupakan video dari Tim PMM kami.
Dengan talent dari anggota PMM kami, kami berhasil memperoleh pujian dari owner ulurwiji dan diposting sebagai konten marketing di akun official instagram milik mereka. Dengan adanya konten reels secara berkala, tentu saja akan meningkatkan serta memperluas marketing mereka karena dengan adanya konten harian akan menambah insight dari calon konsumen untuk dapat mengenal produk ulurwiji lebih jauh. Tak hanya satu kali saja namun kami juga menyediakan beberapa konten reels untuk menjadi bahan marketing harian mereka.
Selain membuat konten reels secara berkala, Tim PMM Mitra Dosen Kelompok 94 juga membuat sarana pengenalan produk berupa foto katalog. Foto katalog disini memudahkan calon customer untuk lebih mengenali jenis dan warna dari beberapa koleksi Batik Ulurwiji. Pembuatan Foto Katalog ini dibuat dengan media seadanya namun tidak menutup kemungkinan untuk menghasilkan foto yang menarik dan informative.
Founder dari Batik Ulurwiji ini adalah Ibu Nasta Rofika, dengan Co – Founder Bapak M. Joko Santoso. Filosofi dari mengapa asal mula brand mereka diberi nama Ulurwiji adalah diambil dari bahasa jawa “ULUR” berarti menanam, dan “WIJI” berarti benih. Filosofinya adalah menanam benih kebaikan. Berbeda dari nama sebelumnya yang menggunakan nama dari Founder, kali ini Ibu Nasta ingin orang membeli produknya karena karya, tanpa perlu tahu siapa orang di baliknya. Bu Nasta mengungkapkan sempat masih merasa insecure dari usaha pertama yang gagal itu, pernah ada di fase titik segelisah dan seminder itu. Nama baru sudah ada, tetapi Ibu Nasta belum tau produk apa yang akan kubuat. Hasil dari berefleksi, dan hanya berpikir produk ini adalah kombinasi antara fashion dan lingkungan atau eco-fashion.
Foto kegiatan penutupan kegiatan Tim PMM Mitra Dosen Kelompok 94.
Jadi sebelum merintis produk Ulurwiji yang berupa Eco Fashion, beliau sudah memiliki brand terdahulu yang merupakan brand hijab dan berasal dari bahan polyester yang butuh waktu sangat lama agar bisa diurai oleh alam. Sebelumnya beliau tidak pernah memikirkannya sampai sedalam ini. Sekitar setengah tahun berkecamuk dalam kegalauan. Sambil terus mencari akhirnya tercetuslah ide awal usaha baru dengan nama ULUR WIJI. Yang memang sesuai dengan filosofi nya yakni berasal dari bahan alam dan tentu saja tidak mencemari lingkungan.
Dari sinilah produk Ulurwiji ini muncul dan banyak menjuarai ajang kompetesi nasional maupun internasional serta pemasarannya sudah sampai ke luar negeri meski produk ini masih dapat dibilang sebagai produk home industry, namun tidak ada ketidakmungkinan untuk mendunia. (rilis: pmm 94 umm mitra dosen)
