TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG– Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Workshop Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Buku Pendamping (modul) Untuk Implementasi Adaptasi Literasi Perkuliahan PGSD pada (10/3). Selama tiga hari RPS dan modul akan dimatangkan sebelum disosialisasikan dan diimplementasikan pada mahasiswa.
Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) UMM, Dr. Sugiarti, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan program adaptasi literasi memiliki fungsi strategis dalam kerangka pegembangan literasi di lingkungan PGSD UMM.
Suasana opening Workshop Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Buku Pendamping (modul) Untuk Implementasi Adaptasi Literasi Perkuliahan PGSD.
Mengapa begitu? Sugiarti menyebutkan PGSD UMM akan mencetak calon guru yang memberikan pengetahuan dasar dalam pembelajaran di tingkat sekolah dasar. Literasi menjadi satu keniscayaan yang harus dihadapi bersama melihat literasi Indonesia cukup rendah dibanding negara lain.
“Program ini memiliki fungsi strategis bagi penyiapan calon guru kedepan yang penuh dengan tantangan, literasi membuka wawasan kita dari berbagai dimensi,” ujar Sugiarti.
Dimensi kajian dalam literasi kata Sugiarti seperti literasi digital, teknologi, numerasi, dan masih banyak lagi, harapannya dengan disusunnya RPS dan modul adaptasi literasi diharapkan bisa di-line–kan dengan kurikulum Outcame Based Education (OBE) sehingga memiliki keterkaitan dengan project inovasi pembelajaran bagi Prodi PGSD UMM.
Wakil Dekan I FKIP UMM, Dr. Sugiarti, M.Si, menyampaikan program adaptasi literasi memiliki fungsi strategis dalam kerangka pegembangan literasi di lingkungan PGSD UMM.
“Kami berharap bahwa PGSD UMM optimis program literasi yang didanai pihak INOVASI pembelajaran dari pusat ini bisa dilakukan secara optimal dan maksimal,” tandas Sugiarti.
Perlu diperhatikan kembali, ucap Sugiarti mengingatkan peserta workshop, berhubungan dengan RPS perkuliahan harus sistematis dan terukur sebagai panduan dosen dan mahasiswa. Adaptasi literasi yang akan di-integrasikan ke semua mata kuliah di PGSD perlu dilihat kembali konten mana yang dapat diintegrasikan.
Dosen yang mengajar harus dibekali bagaimana cara mengintegrasikannya atau memasukkan persoalan literasi yang akan disajikan di perkuliahan. Pada intinya harus in-line dengan RPS. Integrasi literasi dapat dilakukan secara smoothing bukan parsial atau literasi tidak berdiri sendiri tetapi masuk sub-pokok bahasan (sub-cpmk). Diperlukan juga penyama-an persepsi antara dosen lewat sosialisasi hasil RPS dan modul ke depannya.
SERIUS TAPI SANTAI: Tim INOVASI PGSD UMM tidak hanya mencari program sekali jalan tetapi bagaimana program itu dapat memberikan efek jangka panjang yang membantu prodi untuk meningkatkan kualitas alumni PGSD UMM secara bertahap.
Semua dilakukan dengan harapan mahasiswa mendapatkan soft skill dan pengalaman menarik sehingga lebih inovatif. Selain itu juga berkaitan dengan tantangan pendidikan kedepan, bagaimana siswa nanti setelah menyelesaikan studinya bisa berkomunikasi dengan baik, berkolaborasi dengan bagus, menyampaikan pikiran secara kiritis, dan memiliki pemikiran inovatif sehingga kompetensi dan saya saingnya bagus.
“Sudah ada trust atau kepercayaan yang diberikan tim INOVASI Pusat kepada tim INOVASI di PGSD UMM ini dan itu harus dijaga, tidak hanya mencari program sekali jalan tetapi bagaimana program itu dapat memberikan efek jangka panjang yang membantu prodi untuk meningkatkan kualitas alumni PGSD UMM secara bertahap,” tegas Sugiarti.
Terakhir, Sugiarti berpesan kepada peserta workshop untuk selalu memonitoring program yang akan diimplementasikan di perkuliahan. Sejauh apa mahasiswa memahami dan mengapresiasi terkait literasi. Harapannya agar sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh tim INOVASI dari pusat dan menjadikan PGSD UMM sebagai role model bagi yang lain. (rilis: humas pgsd/editor: hamara)
