TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM) menggelar webinar dengan tajuk Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis IPTEKS dan IMTAK Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat pada Sabtu (10/6). Disampaikan Humas FK UMM, dr. Yulia Merita Putri, webinar memberikan arah baru dalam tata pelaksanaannya dan juga menumbuhkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Acara ini selain digunakan sebagai diseminasi hasil pemgabdian tetapi juga sebagai upaya meningkatkan peran dosen dalam Tri Dharma pendidikan terutama pengabdian masyarakat sehubungan dengan pembukaan pengajuan proposal pengabdian 2023 pada bulan juni ini,” ujar dokter Putri.
Suasana webinar tentang Kebijakan dan Arah Baru Pengabdian Kepada Masyarakat
Menurut dokter Putri materi webinar pengabdian disampaikan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM UMM), Prof. Dr. Latipun, M.Kes, PhD, tentang berjudul Kebijakan dan Arah Baru Pengabdian Kepada Masyarakat. Tujuan disampaikan materi adalah untuk mensosialisasikan pembaharuan skema pengabdian masyarakat di UMM.
Sementara itu Prof. Latipun menjelaskan materi dengan beberapa perspektif tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya adalah yang bisa dilakukan secara interdisipliner atau bekerjasama dengan banyak pihak (community base). Bisa dikolaborasikan dengan ilmu atau disiplin yang lain dengan syarat dapat menunjang pengabdian yang lebih baik dan terarah.
Antusias peserta webinar antara FK UMM dengan DPPM.
Karena dari beberapa gambaran pengabdian yang sudah dilakukan menemui masalah yang lebih kompleks sehingga perlu untuk melibatkan banyak pihak yang capable. Selain itu dosen juga wajib bermitra dengan mahasiswa.
“Menjadi kebijakan di UMM, setiap kegiatan pengabdian masyarakat oleh dosen harus bermitra dengan mahasiswa. Begitu juga dengan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa,” tegas Prof Latipun.
Kata Prof. Latipun, tujuan akhir dalam pengabdian masyarakat didasarkan pada 17 tujuan atau goals yang tercantum dalam Sustainability Development Goals (SDG’s). Sedangkan sasaran pengabdian bisa dilakukan seperti di kawasan kampung/desa, komunitas, atau institusi. Hal menarik yang disampaikan Prof. Latipun adalah mengenai singkronisasi pengabdian masyarakat dengan persyarikatan dan AUM (Amal Usaha Muhammadiyah).
Harapannya pengabdian masyarakat harus sinergi antara dosen dengan mahasiswa begitu juga sebaliknya.
Menurut Prof. Latipun kampus perlu untuk memberikan andil besar kepada persyarikatan dan AUM. Dosen bisa menjadi mitra seperti konsultan atauapun penggerak dalam persyarikatan atau AUM. “Persyarikatan dan AUM maju bersama kampus, persyarikatan merasakan kehadiran kampus,” pungkas Prof. Latipun.
Sekedar diketahui setelah sesi penyampaian materi juga dilakukan sesi diskusi. Dialanjutkan dengan pemaparan sekilas tantang pengajuan PKM 2023 dan pembagian link kumpulan materi pengabdian tahun 2022 sebagai pembelajaran dan referensi. (hamara)
