Tagar.co – Gemerlap diskon “tanggal kembar” di platform e-commerce telah menjadi fenomena tersendiri dalam beberapa tahun terakhir.
Tak sedikit kaum hawa yang tergiur dengan iming-iming harga miring, tak jarang pula berujung pada pembelian impulsif.
Fenomena inilah yang mendorong sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk melakukan riset mendalam mengenai pengaruh self-esteem atau harga diri terhadap kecenderungan belanja impulsif pada wanita, khususnya di wilayah Malang Raya.
Kerja keras mereka membuahkan hasil manis dengan meraih juara dua di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah Tingkat Nasional (Pimtanas) Tahun 2024.
Di balik hiruk-pikuk diskon twin date (tanggal kembar) yang digelar setiap bulan, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UMM melihat sebuah persoalan menarik untuk diteliti.
Asri Syiar Mentari, salah satu anggota tim, mengungkapkan bahwa riset ini berawal dari pengamatan terhadap lonjakan pembelian di e-commerce saat even tersebut.
“Kami terinspirasi dari adanya twin date yang jadi fenomena naiknya pembelian di e-commerce. Kami ingin mengetahui bagaimana pengaruh event-event ini terhadap self-esteem pada wanita,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Humas UMM yang diterima Tagar.co, Jumat (13/12/24) siang.
Riset ini menyoroti betapa pentingnya self-esteem dalam memengaruhi perilaku belanja masyarakat. Self-esteem, atau harga diri, merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri.
Sementara itu, pembelian impulsif adalah tindakan membeli barang secara berlebihan tanpa mempertimbangkan manfaatnya secara matang.
Dari data yang dikumpulkan, tim peneliti menemukan beberapa faktor yang memengaruhi self-esteem pada wanita di Malang Raya dalam konteks belanja online.
Salah satunya adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan emosional atau status sosial, yang sering kali berkaitan erat dengan cara wanita memandang diri mereka sendiri.
“Kami menemukan bahwa belanja online menjadi sarana bagi banyak wanita untuk mengekspresikan gaya hidup atau status sosial. Misalnya, dengan membeli barang bermerek atau mengikuti tren terbaru yang dapat meningkatkan rasa harga diri, apalagi jika produk tersebut dianggap sebagai simbol status,” jelas Asri.
Proses penelitian ini tentu tidak tanpa tantangan. Jadwal kuliah yang padat dan berbagai kendala lainnya sempat mewarnai perjalanan mereka. Namun, berkat kegigihan dan kerja sama tim, mereka berhasil menuntaskan riset ini dengan hasil yang memuaskan.
Lebih dari sekadar meraih prestasi, Asri berharap riset ini dapat memberikan wawasan berharga bagi masyarakat dalam mengelola pengeluaran belanja, terutama untuk mencegah perilaku belanja impulsif yang dipicu oleh rendahnya self-esteem.
“Kami berharap para wanita, khususnya di Malang Raya, bisa lebih bijak dalam melakukan pembelian ketika dihadapkan dengan promo-promo di tanggal kembar. Kami juga ingin pembaca memahami bagaimana tingkat self-esteem memengaruhi kecenderungan mereka untuk membeli barang secara impulsif,” ujarnya. (#)