Suka Makanan Pedas? Ini Bahaya dan Cara Mengatasinya dari Dosen UMM

Author : Humas | Selasa, 07 Maret 2023 15:06 WIB | tempo.co - tempo.co

Ilustrasi makanan pedas/Tokopedia

Ilustrasi makanan pedas/Tokopedia

TEMPO.COJakarta - Masyarakat Indonesia banyak yang menyukai makanan pedas. Bahkan ada anggapan bahwa makananan akan terasa kurang jika tak ada sambal. Kini, ada banyak makanan pedas yang diolah dengan beragam cara, baik yang mengandung unsur cabai atau merica hingga zat capsaicin yang juga menimbulkan rasa pedas.

Dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Henik Tri Rahayu menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan pedas atau cabai sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun  jika dikonsumsi secara berlebihan akan menimbulkan kerugian bagi tubuh.

Baca Juga:

Dosen Unair Inisiasi Produksi Membran Hemodialisis Pertama di Indonesia

Apabila dikonsumsi dengan takaran yang sesuai, cabai memiliki manfaat sebagai antiinflamasi dan menjadi salah satu sumber vitamin C tertinggi. Sayangnya manfaat cabai tidak bisa diterima oleh semua manusia karena perbedaan kebiasaan makan pedas.

“Banyak contoh makanan pedas kekinian yang sering kita temui, misalnya macaroni dengan berbagai macam level. Apabila zat pedas dari makanan ini masuk secara berlebihan ke dalam saluran pencernaan, maka tentu saja bisa merusak pencernaan itu sendiri,” ucap Henik dilansir dari laman UMM pada Selasa, 7 Maret 2023.

Lebih lanjut, jika lambung seseorang tidak terbiasa mengonsumsi makanan pedas, akan timbul iritasi yang diawali dengan gejala diare. Kemudian jika iritasi terus menerus berlangsung dan berlebihan, akan menimbulkan ulkus atau luka pada dinding lambung. Bahkan sesekali juga memunculkan sensasi mual hingga muntah.

Baca Juga:

Begini Stress dan Makanan Pedas Bisa Berefek ke Lambung dan Memicu Ketagihan

“Zat capsaicin yang ada pada makanan pedas akkan tetap ada di lambung, meskipun makanan sudah menuju ke organ tubuh lainnya. Jadi, apabila zat ini terus menerus menumpuk, maka kemungkinan  bisa merusak pencernaan,” tegasnya. 

Henik juga memberikan beberapa cara untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi makanan pedas. Salah satunya dengan mengganti makanan pedas olahan ke cabai yang segar. Ia menjelaskan bahwa cabai segar lebih pedas ketimbang cabai yang sudah dikeringkan. Sehingga tubuh akan lebih cepat merasa cukup dan tidak erus menerus memakannya.  

"Sementara itu, apabila merasakan pedas yang berlebihan, cara paling efektif untuk meredakannya dengan minum minuman hangat. Hal itu dikarenakan rasa panas harus dilawan juga dengan panas. Air hangat dinilai lebih cepat menetralisir dibandingkan minuman dingin, sekalipun sudah ditambah dengan gula atau rasa,” katanya.

Ia juga berpesan untuk mengurangi konsumsi makanan pedas. Apalagi saat ini makanan-makanan tersebut sudah diolah dengan beragam cara yang campurannya tidak diketahui dan jelas. "Segera kurangi kebiasaan makan makanan pedas demi menjaga kesehatan tubuh kita," katanya.

 

Sumber: tekno.tempo.co/read/1699646/suka-makanan-pedas-ini-bahaya-dan-cara-mengatasinya-dari-dosen-umm
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Arsip Berita

Berita Terpopuler