Terakota.id–Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyabet juara pertama Europe on Screen 2020 Short Film Pitching Project 30 November 2020. Arfan Adhi Pradana, tercatat sebagai mahasiswa Prodi Magister Sosiologi angkatan 2019 dan Nashiru Setiawan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2016.
Arfan menjelaskan pitching dilangsungkan secara daring dengan juri, tiga hari sebelum pengumuman. “Saat pitching dan pengumuman, kami sedang launching Fasilitasi Ide Sinema Kreatif (FESTIF). Jadi kami harus menyempatkan waktu agar bisa memberikan hasil maksimal,” kata Arfan melalui siaran pers yang diterima Terakota.id.
Cerita film yang diajukan berdasar ide Nashiru Setiawan, yang tengah berusaha keras menyelesaikan Tugas Akhir jalur prestasi. Selain itu ide juga berasal dari Ario Nanda Suria, alumni IKom UMM angkatan 2010. Kini Ario, bekerja di tata suara dan studi di Jogja Audio School.
Rencananya, tim akan melakukan syuting perdana Maret 2021. Proses syuting dilakukan selama dua hari. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Menggunakan masker dan hand sanitizer, serta asupan makanan sehat. Ia ingin agar hasil film tetap maksimal meski dikerjakan saat pandemi.
“Sesuai kontrak dengan pihak Europe on Screen, editing film harus sudah selesai paling lambat 30 April 2021,” katanya.
Arfan dan tim berharap film ini memiliki nafas yang panjang. Mengingat film akan ditayangkan perdana di Europe on Screen 2021 dengan status world premier. Arfan mengaku bersyukur bisa membawa Kota Malang, Kota Batu dan UMM dalam pentas pemutaran film internasional.
“Kami menggunakan dialog Malangan, yang merepresentasikan karakter asli Arek Malang,” ujar Arfan. Film berjudul Seseorang yang Menutupi Layar.
Film ini mengisahkan seorang pegiat pemutaran film yang resah dan mencari cara agar pemutaran film kembali ramai. Di sisi lain, ia juga harus berhadapan dengan kabar bohong atau hoaks dan sekumpulan Organisasi Masyarakat (Ormas) yang mengancam menghentikan pertunjukan film.
“Ide lahir dari pengalaman saya saat melakukan serangkaian pemutaran film. Seperti Roadshow Queer Film Festival 2011 lalu. Beberapa kali saya harus diinterogasi intel Kodim dan Kepolisian,” ujar mahasiswa Prodi Magister Sosiologi UMM..