Riza Ashari, mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
TIMESINDONESIA, MALANG – Pesantren memiliki kekhasan dalam Pendidikan dan pembelajaranya. Salah satu unsur kesuksesn sebuah lembaga Pendidikan dan pengajaran adalah kurikulum yang disajikan kepada peserta didik. Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI) merupaka salah satu bentuk kurikulum yang banyak diadopsi oleh pondok pesantren. Salah satu yang menggunakan kurikulum ini dan dijadikan model percontohan adalah Pondok Modern Darussalam Gontor.
Melalui KMI ini banyak pondok pesantren lainnya yang ingn mengikuti kesuksesan dari Podok Modern Darussalam Gontor. Namun, kenyataannya beberapa pondok pesantren kebingungan dalam proses penerapan kurikulum Mu’allimin tersebut. Melalui fakta tersebut, Riza Ashari yang merupakan salah satu mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang ini membahas tentang bagaimana model pengembangan kurikulum Mu’allimin Pondok Modern yang fokusnya pada konstruksi kurikulum Mu’allimin Pondok Modern, model pengembangan kurikulum Mu’allimin, dan implementasi model pengembangan kurikulum Mu’allimin pondok Modern dalam sebuah penelitian disertasi.
Melalui hasil observasi dan wawancara mendalam, mahasiswa yang akrab dipanggil Riza ini mengungkapkan bahwa konstruksi kurikulum Mu’allimin di Pondok Modern Darussalam Gontor disusun dengan pengorganisasian unsur-unsur serta komponen kurikulum. Konstruksi tersebut terdiri dari empat kelompok, yaitu intrakurikuler, ekstrakurikuler, ko-kurikuler, dan hidden kurikuler. Kelompok ini memiliki sifat Komprehensif, mandiri, integratif, dan fleksibel.
Menariknya ia juga menemukan bahwa kekhasan pondok pesantren modern dengan adanya sifat kurikulum yang terintegrasi kurikulum ini menjadi lebih kuat dikarenakan adanya hubungan yang erat antar kurikuler yang ada. Maka adanya hidden kurikuler melengkapi kekuatan dari ketiga kurikuler yang lain. Hal ini dikarenakan terdapat nilai-nilai didalam setiap kurikulumnya. Selain itu, model pengembangan kurikulum di Pondok Modern Darussalam Gontor mengacu pada nilai-nilai, orientasi pendidikan, kebutuhan, dan kekhasan pesantren. Model ini mengikuti prinsip-prinsip manajemen pendidikan, melibatkan langkah-langkah perencanaan, pengorganisasian, implementasi, dan evaluasi pengembangan kurikulum.
Penerapan pengembangan kurikulum Mu’allimin di Pondok Modern Darussalam Gontor dilakukan melalui diversifikasi. Kurikulum Mu’allimin diadaptasi, diperkaya, dan dimodifikasi dari kurikulum Kulliyatul Mu’allimin Al Islamiyyah. Penerapan ini melibatkan pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Lalu analisis kebutuhan dilakukan untuk mengidentifikasi topik dan materi baru yang perlu ditambahkan. Selai itu juga dlakukanya penyelarasan kurikulum baru dilakukan dengan melibatkan pelatihan guru dan evaluasi kurikulum. Dalam prosesnya Riza menmukan adanya pola dan model pengembangan kurikulum yang disebut model diversifikasi pengembangan kurikulum Gontor. Model ini bertujuan untuk memperluas dan memperkaya pilihan program pendidikan yang disesuaikan dengan keunikan, potensi, minat, dan bakat peserta didik. Melalui diversifikasi kurikulum, Pondok Modern Darussalam Gontor berhasil mengadaptasi kurikulum yang sesuai dengan kekhasan pesantren dan memberikan pilihan program pendidikan yang komprehensif kepada peserta didik.
Dari penelitian ini ia berharap kepada lembaga pendidikan bahwa penelitiannya dapat menjadi bahan atau konsep membangun pesantren di era globalisasi menuntut agar pesantren dapat menjawab kebutuhan dan tantangan masyarakat. Model pengembangan kurikulum Mu’allimin Pondok Modern ini dapat dijadikan sebagai contoh dalam mengembangkan pesantren di era kekinian yang disesuakan dengan kekhasan pesantren tersebut serta juga bisa menjadi rekomendasi untuk peningkatan kualitas Pendidikan dan pengajaran dilembaga pensatren. Sehingga nanti mampu berpartisipasi dalam membangun dan membina masyarakat
Selain itu dapat rekomendasi bagi pemerintah sebagai lembaga berwenang untuk mengoptimalkan peran pesantren dengan memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil, sehingga diharapkan kolaborasi keduanya dapat berjalan dengan optimal.