Belakangan ini, di berbagai sudut Malang Raya banyak bermunculan kedai kopi. Semua seakan fokus di bisnis kopi. Hal ini menjadikan beberapa orang menjadi jenuh dan mencari sensasi minuman lain yang menarik.
Apabila Anda termasuk orang yang jenuh nongkrong di kedai-kedai kopi, cobalah mampir ke Rempah Empire. Rempah Empire berlokasi di Beji, Kota Batu. Baru buka sejak April lalu, kedai ini sempat berhenti beroperasi karena pembatasan pemerintah akibat wabah Covid-19.
Rempah Empire menggabungkan konsep kedai minuman rempah, makanan tradisional, alam, edukasi, dan budaya. Berada di lahan 3.000 m2, Rempah Empire tidak hanya kedai biasa. Namun juga terdapat lahan kebun dengan tanaman aneka rempah, "empon-empon", dan sayur organik.
Nah, sebagian besar minuman rempah dan produk makanan diambil dari kebun itu langsung. Selain lahan kebun juga disediakan ruang untuk kegiatan komunitas, outbound, dan panggung budaya.
Beberapa produk minuman rempah diberi nama-nama unik seperti Rempon (Rempah Empon-Empon). Rempon merupakan gabungan berbagai rempah dan empon-empon yang baik untuk imunitas tubuh.
Kemudian ada juga menu Ande-ande Lumut yang berbahan dasar lemon, jahe, daun mint, sereh, cengkeh, madu dan lain-lain untuk recharge tubuh dan detoksifikasi.
Produk minuman lain juga mempunyai nama yang unik di antaranya Brama Kumbara, Mantili, Ayu Mandira, Jaka Sembung, dan masih banyak lagi.
Salah satu owner Eka Khadarpa Utama Dewayani menyampaikan, semua resep minuman ini sudah melalui tahap percobaan berkali-kali hingga menemukan padu padan racikan yang pas. Dan jika di bisnis kopi dikenal istilah Barista sebagai peracik kopi, maka untuk rempah dikenal istilah Acaraki sebagai peracik rempah/jamu.
Owner lain, Novin Farid Styo Wibowo menyampaikan nama Rempah Empire dipilih agar lebih mudah dikenal. Nama ini juga terinspirasi dari istilah Sunda Empire.
"Karena terlebih dahulu kita sudah sering dengar istilah Sunda Empire yang katanya ingin mengembalikan tatanan dunia. Rempah Empire cita-citanya ingin mengembalikan harkat rempah Indonesia menjadi komoditas yang dihargai dan dihormati oleh bangsanya sendiri," ungkap Novin yang juga dosen UMM tersebut.