JATIMTIMES - Indonesia merupakan negara penghasil rokok terbesar keenam setelah Cina, Brazil, India, USA dan Malawi, dengan jumlah produksi sebanyak 136 ribu ton. Dalam hal ini Industri rokok merupakan penyumbang cukai terbesar di Indonesia, serta menjadi komoditas penting bagi petani dari hasil perkebunan berupa tembakau dan cengkeh, Serta memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Sumbangan sektor yang dikategorikan sebagai kearifan lokal ini meliputi penyerapan tenaga kerja serta pendapatan negara.
Sementara itu, tujuan dari hubungan industrial adalah meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja dan pengusaha. Produktivitas dan kesejahteraan merupakan dua hal yang saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi.
Untuk mencapai tujuan hubungan industrial bukanlah perkara yang mudah dan diperlukan komitmen sungguh-sungguh dari masing-masing pihak dan sarana hubungan industrial yang bersifat kolektif.
Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam menghasilkan suatu produk, baik barang atau jasa, yang kemudian digunakan oleh konsumen. Di saat kebutuhan masyarakat masih kecil dan sederhana, kegiatan Produksi dan konsumsi sering dilakukan sendiri, yaitu seseorang menghasilkan barang produksi untuk digunakan sendiri.
Namun seiring berkembangnya kebutuhan manusia yang lebih beragam beragam dan keterbatasna sumber daya Manusia tidak dapat lagi menghasilkan apa yang dia butuhkan.
Seiring banyaknya permintaan konsumen, produksi rokok dilakukan dengan mengikuti perkembangan teknologi, produksi rokok dilakukan dengan dua cara, yakni tradisional dan modern. Rokok kretek dapat diproduksi menggunakan cara tradisional sedangkan rokok filter diproduksi dengan teknologi mesin.
Produksi rokok secara tradisional dilakukan hanya dengan proses pelintingan yang dilakukan oleh buruh pelinting rokok, sedangkan cara modern dilakukan dengan teknologi mesin baik dalam pembuatan rokok maupun proses packing.
Proses produksi rokok kretek dimulai dari proses pemisahan tembakau yaitu daun dan batangnya, kemudian tembakau yang telah dipisahkan berdasarkan kelayakan pakai tersebut, tembakau semakin lama disimpan semakin baik minimal empat tahun, kemudian dicampur dengan cengkeh, setelah proses pencampuran selesai tembakau tersebut di serahkan kepada pekerja menggiling rokok kretek dan dilinting menggunakan mesin manual dan terkahir proses packing.
Dalam hal ini penulis mengaitkan proses produksi dengan Teorif Karl Marx Lapisan bawah.
Menurut karl Mark struktur masyarakat terbagi dalam dua bagian besar yakni infrastruktur (basis) dan Suprastruktur (bangunan atas). Lapisan bawah (infrastruktur/basis) ditentukan oleh dua hal, yaitu tenaga-tenaga produktif (produktivkrafte) dan hubungan-hubungan produksi (produktion sverbalt-nisse).
Komponen yang menyusun tenaga-tenaga produktif terdiri atas alat-alat kerja, kemampuan dan pengalaman masyarakat dalam pekerjaan (tenaga kerja), dan teknologi yang digunakan dalam proses produksi.
Dalam teori Karl Marx Komponen yang Menyusun tenaga-tenaga produksi terdiri atas alat kerja,kemampuan dan pengalaman masyarakat dalam pekerjaan dan teknologi yang digunakan. Sehubungan dengan hal ini alat-alat kerja dan teknologi yang digunakan dalam produksi rokok seperti mesin pelinting manual, mesin penggiling, setrika dan tapos.
Pengalaman masyarakat dapat dilihat melalui hasil kerja buruh pelinting rokok dan buruh pabrik, semakin terampil maka semakin banyak hasil produksi. Ketiga komponen tersebut yang mempengaruhi hasil dan kualitas produksi rokok baik rokok kretek maupun rokok filter.
Penulis : Izzah Qurotul A’yunF merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.