TRIBUNNEWS.COM – Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang (FKIP UMM), menggagas penyusunan buku pendamping untuk mata pelajaran Matematika SD kelas 1 bermuatan kearifan lokal.
Penyusunan buku ini tidak lepas dari dua faktor penting.
Pertama karena data Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2019 menyebutkan ada penurunan nilai matematika dan kedua faktor nilai-nilai kearifan lokal disadari semakin luntur dewasa ini.
Perwakilan penggagas buku, Dyah Worowirastri Ekowati membeberkan keistimewaan buku yang dia susun bersama tim.
“Pelajaran Matematika bisa dikemas dengan kearifan lokal. Dua unsur ini yang kami tuangkan dalam buku pendamping ini. Sehingga, melalui buku ini peserta didik dapat memahami Matematika dan juga mengenal kearifan lokal,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Senin (14/12/2020).“Pelajaran Matematika bisa dikemas dengan kearifan lokal. Dua unsur ini yang kami tuangkan dalam buku pendamping ini. Sehingga, melalui buku ini peserta didik dapat memahami Matematika dan juga mengenal kearifan lokal,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Senin (14/12/2020).
Dyah melanjutkan, uniknya lagi buku “Ayo Bermain dan Belajar Matematika!” disajikan dalam lima bahasa.
Tak hanya bahasa nasional dan bahasa internasional, tapi juga bahasa daerah dan bahasa asing lainnya.
“Buku sudah terbit dalam lima bahasa. Ada bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, berbahasa Thailand, dan bahasa Arab,” imbuhnya.
Dyah berharap keberadaan buku ini dapat menjadi referensi yang membantu para siswa, guru, dan orang tua dalam kegiatan Belajar dari Rumah (BDR).
Di mana kebijakan BDR sebagai akibat belum berakhirnya pandemi COVID-19 memang menyisakan tantangan tersendiri bagi semua pihak, terlebih pada jenjang sekolah dasar kelas rendah.
“Pelajaran Matematika bisa dikemas dengan kearifan lokal. Dua unsur ini yang kami tuangkan dalam buku pendamping ini. Sehingga, melalui buku ini peserta didik dapat memahami Matematika dan juga mengenal kearifan lokal,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Senin (14/12/2020).
“Pelajaran Matematika bisa dikemas dengan kearifan lokal. Dua unsur ini yang kami tuangkan dalam buku pendamping ini. Sehingga, melalui buku ini peserta didik dapat memahami Matematika dan juga mengenal kearifan lokal,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Senin (14/12/2020).
“Pelajaran Matematika bisa dikemas dengan kearifan lokal. Dua unsur ini yang kami tuangkan dalam buku pendamping ini. Sehingga, melalui buku ini peserta didik dapat memahami Matematika dan juga mengenal kearifan lokal,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Senin (14/12/2020).