Kejahatan Cuci Uang Makin Canggih

Author : Humas | Rabu, 11 Desember 2013 20:17 WIB | Tribun News - Tribun News

SURYA Online, MALANG – Kejahatan yang semakin terintegral dan melibatkan banyak pihak membuat Putri Kurnia (22) merasa makin prihatin, khususnya kejahatan pencucian uang hasil korupsi yang ternyata sudah saling bekerja sama antara pelaku korupsi di Indonesia dengan pelaku kejahatan negara lain.

Untuk mencuci uang hasil korupsi, lanjut mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UM) yang biasa disapa Nia, para koruptor sekarang ini menggunakan jasa organisasi kejahatan negara lain.

“Caranya, menginvestasikan uang haram ini ke sebuah perusahaan legal di suatu negara yang ternyata jaringan kejahatan juga. Ini mengkhawatirkan, sebab uang korupsi ini jadi makin sulit terlacak, pelakunya bisa mengelak,” kata Nia usai mengikuti acara Diskusi Umum: Kejahatan Transnasional dan Pencucian Uang, di American Corner UMM, Rabu (11/12/2013).

Mahasiswi asal Lumajang ini berharap, Pemerintah mampu melacak aliran uang hasil korupsi sehingga uang rakyat ini bisa kembali ke negara. “Saya sendiri baru paham cara-cara ini. Semoga Pemerintah dan KPK sudah punya antisipasi terhadap modus pencucian uang ini,” sambungnya.

Legal Advisor Departemen Kehakiman Amerika Serikat yang menjadi pembicara utama, Terry M Kinney, menjelaskan, umumnya cara yang sering dipakai untuk mencuci uang hasil kejahatan ada dua, dipecah ke dalam banyak rekening tabungan dan dikirim ke negara lain.

Namun belakangan ini ada cara lain yang lebih terorganisir, yaitu menggunakan jasa perusahaan fiktif di suatu negara agar uang haram itu bisa kembali ke tangan si pelaku kejahatan secara legal.

“Di Indonesia, cara ini sekarang sekarang mulai dipakai, terutama oleh koruptor kelas kakap dan pelaku teroris. Sebab mereka punya uang dalam jumlah banyak yang tidak ingin diketahui aparat hukum dan negara,” jelas Terry.

Staf Amcor UMM, Ferry Kurnia, menambahkan, acara ini digelar untuk memberi wawasan global mahasiswa UMM tentang modus kejahatan internasional.

“Biasanya orang Indonesia suka meniru modus kejahatan negara lain. Adanya diskusi ini akan membuka wawasan mahasiswa kami untuk lebih kritis dan memahami modus-modus kejahatan internasional,” tandan Ferry.

Sumber: http://surabaya.tribunnews.com
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler