TRIBUNNEWS.COM - Curahan hati seorang korban pelecehan seksual menjadi viral di jagat maya.
Curhatan itu dibagikan oleh akun Twitter bernama @moodzycho, pada Senin (13/7/2020).
Akun @moodzycho menceritakan, ia bertemu dengan pelaku pelecehan seksual yang memamerkan alat vitalnya.
Ia pun berani melawan pelaku dengan menyebut alat vital milik pelaku kecil.
Psikolog klinis dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Uun Zulfiana SPsi MPsi Psikolog, memberi tanggapan terkait keberanian korban melawan pelecehan seksual.
Menurut Uun, sapaannya, ia sangat mengapresiasi tindakan korban yang berani melawan pelaku pelecehan seksual.
Pasalnya, sangat jarang menemui korban pelecehan yang berani melawan.
Bila dibandingkan, Uun mengatakan keberanian korban melawan pelecehan seperti 1 banding 1000.
"Respons korbannya berani melawan itu jarang sekali."
"Kalau korban yang berani melawan ini tidak banyak bisa dibilang dari seribu hanya satu, itu luar biasa," ujar dosen di Fakultas Psikologi UMM ini.
Adapun, Uun menjelaskan, cara yang dilakukan korban benar atau tidak, bergantung dari bagaimana pelaku meresponsnya.
Apabila pelaku membentak dan meninggalkan, maka bisa dibilang itu cara yang sudah benar.
"Ketika dia tegur keras, kemudian dia tinggal, artinya ada pembiaran dari pelaku."
"Saya rasa itu cara yang tepat dan efektif," tutur Uun melalui sambungan telepon kepada Tribunnews, Kamis (16/7/2020).
Namun, yang menjadi catatan, apabila korban menegurnya kurang benar, seperti takut kemudian lari, maka pelaku semakin mendapat penguatan.
Artinya, semakin panik dan takutnya korban, Uun mengatakan, pelaku akan semakin senang.
Lebih lanjut, Uun menerangkan, pelaku yang kerap memamerkan alat vitalnya kepada orang lain, dikenal sebagai perilaku eksibionisme.
Menurut Uun, perilaku eksibisionis merupakan satu diantara gangguan seksual yang paling sering dijumpai di sekitar masyarakat.
"Memang sangat banyak, hampir di semua daerah ada orang seperti ini. Istilahnya itu eksibisionis, sering pamer-pamer alat vital," ungkap Uun.
Kendati demikian, pelaku tidak bisa langsung diberi label memiliki gangguan eksibisionis.
"Bila dia melakukan perilaku itu konsisten, minimal enam bulan, itu baru kita katakan eksibisionis," kata Uun.
Sebelumnya, unggahan akun Twitter bernama @moodzycho, pada Senin (13/7/2020) menjadi viral.
Akun @moodzycho menceritakan, ia bertemu dengan pelaku pelecehan seksual yang memamerkan alat vitalnya.
Ia berani melawan pelaku dengan gamblang meski dirinya menahan tangis.
"Terus gue ngomong gini padahal udah nahan nangis banget "hah itu apaan, kecil banget, ngga keliatan".
Terus dia diem, gue gas lagi kan "pulang aja sana gedein" TERUS DIA NANGIS DONG," tulis akun @moodzycho dalam cuitannya.
Setelah mengutarakan hal tersebut, akun @moodzycho mengatakan, pelaku langsung pergi begitu saja dengan tertunduk lesu.
Hingga Rabu (15/7/2020), cuitan akun @moodzycho viral dan mendapat 7 ribu retweet dan disukai 36 ribu kali oleh warganet di jagat Twitter.
(Tribunnews.com/Maliana)