SURYA Online, MALANG – Berada di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang menjadi pengalaman yang paling mengesankan Lilik Rachmawati, sebab dara kelahiran Malang 25 tahun silam ini turut mencangkul, serta merasakan pengapnya naik truk untuk kali pertamanya.
Momen ini dirasakan pada 15-16 Maret 2014. Kala itu, ia bersama 650 relawan kemanusiaan terlibat dalam kegiatan ‘Bersama Membangun Harmoni’ yang digagas Yayasan Dana Al Falah (YDSF), Kota Malang. Para relawan adalah masyarakat umum atau penyantun YDSF. “Disana ternyata debunya masih tebal sekali. Masih ada yang sampai selutut lo,” ungkap Lilik pada Surya, Senin (14/04/2014).
Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang ini, awalnya mengacuhkan debu atau tanah sisa erupsi Gunung Kelud yang tebal seperti itu dan lebih memilih pekerjaan yang ringan, yang tidak melelahkan.
Tetapi itu berubah tatkala melihat ibu-ibu yang bersamanya justru memilih mencangkul. Ia pun segera mengambil cangkul membantu mereka. “Saya tentu tidak mau kalah dong,” aku Lilik.
Lilik mengaku mencangkul dalam jangka lama, baru kali ini dilakukan. Sebelumnya ia juga pernah mencangkul tetapi itu tidak pernah sampai melelahkan. “Rasanya capek tapi aku kan tidak mau kalah sama ibu-ibu tadi,” akunya sambil tertawa terkekeh.
Selain itu, wanita yang menjadi customer service YDSF ini juga memiliki pengalaman baru naik truk berkat berkunjung ke Desa Ngantang. Naik truk bersama ratusan orang lain memang pengap, namun tidak memabukkan. Ia malah bisa bercanda bersama rombongan lain ketika berada di atas truk. “Makanya, saya bilang kalau sayang kalau melewatkan kesempatan ini,” katanya.
Lilik menambahkan, akan mengunjungi desa itu kembali dalam waktu dekat. Bersama rombongan YDSF akan memantau perkembangan berbagai progam di desa tersebut, seperti trauma healing dan back to school. “Mungkin juga akan ada bersih-bersih desa lagi, dan bagi sembako untuk mereka,” ungkap Lilik sambil memamerkan senyum cantiknya.
