Tugumalang.id – Lompatan demi lompatan yang dilakukan Fakultas Vokasi UMM mengundang apresiasi khusus dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Saryadi. Alumnus doktor UGM tersebut bersama rombongan mengunjungi Fakultas Vokasi UMM.
Saryadi menyaksikan lebih dekat bagaimana perkembangan, fasilitas dan sarana yang dimiliki Fakultas Vokasi UMM, Jumat (9/12/2023). Dengan didampingi Dekan Fakultas Vokasi, Prof Dr Tulus Winarsunu MSi, kunjungan tersebut singgah di Training Center Vokasi. Sebuah lembaga yang memfasilitasi calon tenaga kerja formal bekerja ke Jepang.
Pada kunjungan tersebut Saryadi tak hanya room tour, namun juga melakukan dialog langsung dengan para peserta. ”Saya berminat bekerja di Jepang, karena ingin mendapatkan gaji yang besar. Gaji yang saya terima, bersih Rp 12 juta,” ucap salah satu peserta yang merupakan lulusan D3 Keperawatan Fakultas Vokasi UMM itu.
Baca Juga: Mahasiswa Fakultas Vokasi UMM Bisa Jadi Bankir Sambil Kuliah
Beberapa peserta menyatakan hal serupa saat mendapatkan kesempatan menjawab pertanyaan dari Saryadi. Besarnya gaji dan pengalaman bekerja di luar negeri menjadi daya tarik bergabung ke Training Center Fakultas Vokasi UMM.
”Saya mendapatkan informasi dari kakak saya. Ingin mencari modal yang banyak,” tambah Ferdy Satrio Pratama, peserta dari Binjai, Sumatera Utara di hadapan peserta lain.
Mendengar jawaban-jawaban para peserta tersebut, Saryadi mengangguk-angguk. Menurutnya, program yang dilakukan Fakultas Vokasi UMM sangat riil dan tepat sasaran. Ini sejalan dengan visi misi pendidikan Vokasi itu sendiri.
“Orientasinya kan menyiapkan lulusan bekerja. Membekali peserta didik dengan kompetensi dan keahlian. Nah, Fakultas Vokasi UMM ternyata tak hanya menyiapkan, tapi memfasilitasi sarana dan prasarana lanjutannya,” ungkap Saryadi.
Baca Juga: Dosen Vokasi UMM Beri Pengetahuan dan Keterampilan Pengusaha Disabilitas
Pada kesempatan tersebut Saryadi menyampaikan, terima kasih kepada jajaran pejabat di UMM. Karena dengan totalitas telah menyiapkan bagaimana lulusan Vokasi ke depannya. Sesuai tuntutan lulusan, bagaimana setelah menempuh pendidikan adalah bekerja.
“Ingat lah, 25 tahun lagi akan memasuki Indonesia Emas. Adik-adik di sini (Training Center Vokasi, Red), kalian lah pemegang tongkat estafet pemimpin masa depan. Bekali dan siapkan diri Anda sebaik mungkin,” jelasnya.
Lebih penting lagi, sambung Saryadi, lulusan yang bekerja ke Jepang ini otomatis akan membawa nama baik Indonesia. Menjadikan lulusan Indonesia yang benar-benar berdaya saing di kancah internasional.
”Karir lulusan Vokasi cemerlang, Indonesia menuju perubahan,” tegasnya.
Sementara itu, Prof Dr Tulus Winarsunu menambahkan, antusiasme lulusan bekerja ke Jepang sangat tinggi. Selain gaji, bekerja di Jepang memang menjadi tantangan tersendiri dibandingkan ke negara lain. Karena memiliki kultur budaya yang berbeda.
Maka dari itu, Fakultas Vokasi UMM dengan menggandeng PT OS Selnajaya Indonesia, benar-benar menyiapkan sebelum mereka berangkat. Selama enam bulan di Training Center, dua bulan adalah penggemblengan materi bahasa Jepang. Sisanya, mengasah skills sesuai kebutuhan perusahaan di Jepang.
”Materi bahasa Jepang yang diberikan, lebih khusus lagi. Bukan bahasa Jepang secara umum, tapi bahasa Jepang untuk dunia industri (kerja),” kata Prof Tulus.
Bidang kerja ke Jepang itu di antaranya, perikanan, pertanian, industri makanan, hospitality atau perhotelan dan perawat lansia. Bidang-bidang kerja itu yang sementara ini masih tinggi peminatnya di Jepang. Namun begitu, tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah dengan kebutuhan mendatang.
Kunjungan tak berhenti di situ. Masih didampingi Prof Tulus dan rombongan dosen, Saryadi bersama tim melanjutkan bertemu dengan Rektor UMM Prof Fauzan. Sebelum keliling kampus, kedua belah pihak berdialog gayeng di ruang rektor.
Tampak hadir pula, wakil rektor II Prof Nazaruddin Malik, asisten khusus rektor bidang perencanaan dan pengembangan kerja sama Suparto.
”Keberadaan Training Center Fakultas Vokasi UMM ini sangat berperan sekali untuk mengurangi pengangguran. Harapannya tidak hanya Malang dan sekitarnya, tapi juga Jawa Timur. Harusnya juga Indonesia,” ucap Prof Fauzan.
Editor: Herlianto. A