Tugusatu.com, MALANG—Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mendukung mahasiswa yang ingin terjun ke dunia bisnis dengan berbagai Upaya dan pendampinfan, seperti menggelar Entrepreneur Day UMM.
Wakil Rekotr III UMM, Nur Subeki menyampaikan bahwa menjadi seorang pengusaha itu harus bisa adaptif. Mampu melihat peluang bisnis atau membaca pasar, menciptakan produk yang unggul, serta mampu bekerjasama dengan tim. Hal-hal itu mmerupakan modal sukses yang dimiliki entrepreneur.
“Harapannya, workshop dan expo yang UMM adakan bisa bermanfaat bagi semuanya, khususnya anak-anak muda yang memiliki potensi di bidang entrepreneur. Kami akan selalu membantu dan mendukung para mahasiswa yang ingin terjun ke dunia bisnis dengan memberikan berbagai upaya serta pendampingan kepada mereka secara rutin,” katanmya, Selasa (3/12/2024).
Ada lebih dari 300 peserta yang ikut serta dan lebih dari 30 stand expo yang menjadi daya tarik tersendiri. Sebagian produk yang dijajakan merupakan hasil penelitian, program entrepeneur, dan program lainnya yang digelar Senin-Selasa (2-3/12/2024).
Materi workshop dengan tema ‘How to Create Business Idea into Pitching Scenario’ dibawakan oleh Co-Founder dan CTO dari Maxy Academy, Andy Febrico Bintoro. Dia menjelaskan bahwa seorang entrepreneur harus dapat menguasai teknik pitching yang merupakan sebuah seni yang dapat meyakinkan investor sehingga pitching menjadi gerbang pintu utama sebagai penentu akan keputusan yang diambil oleh investor.
“Maka dari itu, pitching merupakan hal krusial bagi seorang pengusaha. Ada sederet hal yang harus diperhatikan dalam proses ini. Salah satunya bagaimana kita bisa menyampaikan secara singkat terkait poin penting dan menarik dari brand ataupun produk yang dimiliki,” tegasnya.
Toro, sapaannya, mengatakan bahwa semua akan terasa berat saat menjalankan usaha. Maka dari itu, pengusaha harus mengerti unique selling point (USP) pada brand ataupun produk yang dimiliki. Sehingga, para perintis usaha bisa langsung menyampaikan dengan percaya diri pada para investor terkait keunggulan produk yang dimiliki. Bahkan juga membandingkannya dengan kompetitor lain.
Selain itu, menurut Toro, saat melakukan pitching, seorang entrepreneur harus tetap jujur atau apa adanya dengan USP yang dimiliki oleh brand atau produknya. Karena banyak dari investor yang memiliki tim pakar untuk melakukan analisis ataupun perhitungan pada beberapa perusahaan yang akan diinvetasikannya.
“Apalagi banyak investor yang juga tergabung dalam beberapa asosiasi dengan investor lainnya. Ketika produk kita dicap buruk, maka bisa saja kabar itu menyebar di antara para investor,” katanya.