Malang, VIVA – Transformasi kesejahteraan sosial, perlu dilakukan untuk Indonesia ke depan. Sehingga seluruh stakeholder diharapkan bisa berkolaborasi dalam pembangunan kesejahteraan sosial di tengah perkembangan teknologi digital. Salah satu yang mendorong ini adalah Universitas Muhammadiyah Malang, UMM.
Melalui kuliah umum nasional dengan pembicara salah satunya adalah Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Elistianto Dardag, yang bertajuk "Paradigma Baru dalam Manajemen Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Indonesia", dihiarapkan menghadirkan konsep kesejahteraan sosial itu. Kegiatan berlangsung di Aula Lantai 9 Gedung GKB 4 UMM. Ratusan peserta terdiri dari mahasiswa, pelajar dan praktisi hingga pekerja sosial, hadir.
Rektor UMM, Prof. Dr. Nazaruddin Malik, menjelaskan paradigma baru manajemen kesejahteraan sosial itu sangat penting. Kata Nazaruddin, dalam konteks ini negara adalah mediator keadilan sosial yang berbasis pada Pancasila.
Jelas putra mantan Mendikbud Malik Fajar itu mengatakan, pengelolaan berbasis teknologi digital akan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesejahteraan sosial. Sedangkan partai politik, jelas dia melanjutkan, perlu ada evaluasi dalam distribusi sumber daya agar adil dan tepat sasaran.
Kata dia, UMM terus berupaya menjadi pionir dalam pengembangan keilmuan kesejahteraan sosial. Ini merupakan spirit gerakan Muhammadiyah yang didirikan KH Ahmad Dahlan pada 1912 silam.
“Muhammadiyah secara gamblang mengedepankan empati kemanusiaan tanpa melihat golongan atau kelompok, seluruhnya harus diberi perhatian dalam menjalankan kehidupan iman dan berketuhanan,” jelas Nazaruddin, dalam keterangan pers yang diterima, Jumat 20 Desember 2024.
Wakil Gubernur Jatim terpilih hasil Pilkada 2024, Emil Elistianto Dardag, lebih menekankan pada regulasi yang lebih adaptif. Sebab ini lebih bisa menjawab kebutuhan sosial yang kerap kali berubah dengan cepatnya.
Politisi Demokrat yang akrab disapa Emil Dardak, itu mengatakan masalah sosial sangat kompleks. Sehingga butuh kolaborasi dan juga memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk mendukung pencapaian masyarakat yang lebih sejahtera.
Paradigma baru kesejahteraan sosial mencakup digitalisasi layanan publik, perubahan ekonomi, integrasi jaring pengaman sosial. Lanjut Emil, adalah termasuk dukungan keluarga untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Alumni penggerak pemberdayaan masyarakat, Luthfi Jayadi Kurniawan, menyambut baik acara kuliah umum ini. Dengan mengangkat paradigma baru kesejahteraan sosial ini, diharapkan menjadi tonggak peningkatan kualitas pelayanan sosial untuk kesejahteraan sosial masyarakat yang lebih baik. Dia juga berbagi pengalaman praktis dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan kesejahteraan sosial berbasis komunitas.
Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP UMM, Dr. Fauzik Lendriyono, menekankan pentingnya kolaborasi dan pemanfaatan teknologi alternatif termasuk kecerdasan buatan atau AI.
“Transformasi berbasis digital dan kolaborasi lintas sektor adalah kunci menuju pembangunan kesejahteraan sosial yang lebih adaptif dan responsif," ujar Fauzik.
Peserta kuliah umum, mengaku mendapatkan banyak inspirasi dari materi yang disampaikan para pembicara. Untuk menggali lebih dalam, para peserta diberi kesempatan untuk bertanya langsung agar memperkaya pemahaman mereka terkait kesejahteraan sosial ini.
Sebagai salah satu perguruan tinggi terdepan, UMM berkomitmen mencetak lulusan yang siap bersaing secara nasional dan global. Melalui kegiatan ini, UMM menunjukkan perannya dalam mendukung pembangunan kesejahteraan sosial yang lebih inklusif, adaptif, dan berbasis teknologi.