Muhammadiyah-NU Jadi Kekuatan Besar Islam

Author : Humas | Senin, 06 Juli 2015 21:25 WIB | Wawasan - Wawasan
Muhammadiyah NU Jadi Kekuatan Besar Islam
Cak Nun saat tampil di acara Sinau Nuzulul Quran. (maman adi saputra/Koran SINDO)

 

MALANG - Budayawan Emha Ainun Najib menilai Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan kekuatan keagamaan terbesar yang mampu mengalahkan kekuatan apapun. 

“Yang penting warga Muhammadiyah kompak. Warga NU juga harus kompak dan masing-masing mengerti perannya masing-masing. Terutama bagi bangsa dan peradabannya,” ujarnya dalam acara Sinau Nuzulul Quran di halaman kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (5/7/2015) malam.

Cak Nun, panggilan akrab Emha Ainun Najib, mampu mencairkan suana di lapangan Heliped UMM tersebut. Dia meleburkan pengkotak-kotakan Islam. Padahal, secara sektarian menyatu dalam nilai-nilai universal yaitu Alquran.

“Partai politik itu yang bikin siapa, manusia. Muhammadiyah itu yang bikin siapa, manusia. NU (Nahdlatul Ulama) itu yang bikin siapa, manusia. Islam itu yang bikin siapa, Allah. Alquran itu yang bikin siapa, Allah. Makanya ojo dumeh (jangan mentang-mentang, Red). Kita sebagai manusia jangan merasa yang paling benar,” kata Cak Nun.

Cak Nun menambahkan, bahwa Muhammadiyah dan NU itu sebenarnya tidak ada bedanya. Karena Muhammadiyah itu artinya berkarakter Muhammad, sementara NU bermakna kebangkitan ulama.

“Jadi kalau sudah ikut Muhammadiyah, otomatis jadi NU, jadi ulama. Sebaliknya, kalau ikut NU puncaknya, ya jadi Muhammadiyah. Berkarakter Muhammad. Jadi ayo bareng-bareng bangun Indonesia,” tuturnya yang disambut applause puluhan ribu hadirin.

Cak Nun kemudian mengingatkan, Muhammadiyah dan NU bulan depan  sama-sama menggelar Muktamar. “Semoga pada Muktamar nanti terpilih para panglima jihad yang siap melakukan revolusi kebaikan bagi segenap umat,” ujarnya.

Dijelaskan,  aktualisasi nilai-nilai Alquran bisa dilakukan dengan banyak cara. “Memberi nafkah pada keluarga, menolong orang lemah, membangun kampus yang menjadi laboratorium generasi pemimpin dunia. Itu sama saja mengamalkan Alquran. Saya doakan, saya mohon pada Allah agar pahalanya dinilai sama dengan yang mengkhatamkan Alquran," urainya.

Cak Nun menilai, apa yang dilakukan UMM di bidang pendidikan  adalah bagian dari pengamalan Alquran. “Kampus ini indahnya luar biasa, semoga UMM menjadi mercusuar seluruh dunia,” sebut dia.

Dalam pentasnya, Cak Nun ditemani band pengiring Kyai Kanjeng. Selain menyanyikan lagu-lagu shalawat yang biasanya dilantunkan disetiap tausiyah. Tidak lupa Kyai Kanjeng menyanyikan lagu Mars Muhammadiyah "Sang Surya".

Ditengah-tengah acara,  secara spontan Cak Nun mengundang sejumlah akademisi di UMM untuk tampil di atas panggung. Di antaranya  Guru Besar Sosiologi Agama UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi, Pembantu Rektor III UMM Dr Diah Karmiyati Psi, Asisten Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Dr Nurhakim MAg dan Dosen Fakultas Agama Islam UMM Dr Pradana Boy MA.

Ketika ditanya Cak Nun tentang apa keuntungan adanya Alquran secara sosiologis, Syamsul Arifin menilai Alquran  telah menjadi perekat sosial yang menyatukan berbagai kelompok yang berbeda. “Setiap kelompok bisa saja memiliki cara pandang keagamaan yang berbeda. Tetapi kita semua disatukan dengan adanya Alquran,” paparnya.
 
Terkait diundangnya Cak Nun pada Syiar Ramadhan di UMM. Ketua panitia Ihyaul Ulum mengatakan, saat ini masyarakat membutuhkan perspektif yang lebih cair.

“(Diundangnya Cak Nun) ini request (permintaan) langsung dari Pak Rektor (Muhadjir Effendy). Kita ingin meneguhkan konsep ummatan wasathan. Yaitu titik tengah antara Muhammadiyah dan NU. Sekaligus menunjukkan pada masyarakat bahwa kita selama ini (Muhammadiyah-NU) selalu serasi,” jelas Ulum.
 
PR III UMM Diah Karmiyati mengatakan, setiap tahunnya UMM rencananya akan terus mengundang Cak Nun pada bulan Ramadan. Diah menilai, Cak Nun adalah adalah sosok yang bisa bicara apa saja. “Dia (Cak Nun) senantiasa menyuarakan kebenaran dan berbicara atas nama kemanusiaan,” kata Diah. 

Kegiatan Sinau Nuzulul Quran bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng ini sekaligus melanjutkan Ceramah Nuzulul Quran bertema “Sains dan Alquran” oleh penulis bukubest-seller “Ayat-Ayat Semesta” Dr Agus Purwanto dua hari sebelumnya, Jumat (3/6).

Dua kegiatan Nuzulul Quran tersebut merupakan bagian dari rangkaian Syiar Ramadhan 1436 Hijriah UMM yang berisi sejumlah agenda sejak awal Ramadhan hingga Idul Fitri.

Sumber: http://ramadan.sindonews.com/read/1020811/68/muhammadiyah-nu-jadi-kekuatan-besar-islam-1436192715
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler