SURABAYA– Empat kampus di Jawa Timur, yakni PENS, ITS, UMM, dan Unesa, mendominasi penghargaan dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) 2016. Bahkan, PENS menjadi juara umum dalam KRI 2016.
Berdasarkan keterangan panitia KRI 2016, dominasi itu terjadi karena PENS menyabet delapan penghargaan dan ITS menyabet lima penghargaan dalam KRI yang digelar 1-4 Juni 2016. Sementara itu, UMM dan Unesa sama-sama menyabet dua penghargaan. Selain itu, dua kampus lain dari Jatim juga sukses dalam KRI, yakni Polije (PoliteknikNegeri Jember) danUnej (Universitas Negeri Jember).
Untuk kampus dari luar Jatim ada delapan universitas yakni Universitas Telkom, Universitas Sam Ratulangi, Poltek Ujung Pandang, Poltek Batam, UKSW, UGM, UNY, dan Unissula. “Saya bersyukur atas prestasi ini. Semua berkat kerja keras tim robot PENS, para pembimbing serta dukungan dari civitas akademika PENS,” kata Direktur PENS Dr Zainal Arief ST MT.
Sementara itu, ketua LPK2HA ITS Darmaji mengungkapkan, capaian ITS dalam KRI kali ini mendapat lima penghargaan. “Capaian lain dalam KRI kali ini adalah tim mendapatkan soft skill dari pembimbing. Soft skill seperti kerja sama tim, manajerial, kepemimpinan dan komunikasi adalah nilai capaian yang tak terhingga yang didapatkan tim,” ujarnya.
Hasil yang juga menggembirakan adalah robot pemadam api beroda ITS, Al Jazari, memecahkan rekor pertandingan KRI. Al Jazari berhasil menyelesaikan misi level tiga hanya dalam waktu 37 detik (Sabtu, 4/6) yang merupakan rekor tercepat selama pertandingan KRI 2016. Sementara itu, tim Robot Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih gelar juara I untuk kategori Pemadam Api Berkaki.
Dosen pembina Tim Robot Dome UMM, Moh Irfan mengemukakan, selain menyabet juara I, tim robot tersebut juga meraih penghargaan strategi terbaik. “Untuk penghargaan strategi terbaik ini merupakan penilaian dari dewan juri kontes robot,” katanya. Dia mengatakan untuk mencapai lokasi pemadaman butuh strategi tersendiri.
“Mungkin kami dianggap terbaik dari strategi robot-robot yang ada. Sebab tiap rintangan harus ada strateginya,” paparnya. Sebelumnya, kata Irfan, robot UMM saat berlaga di tingkat regional di Universitas Negeri Jember (UNJ) hanya meraih juara III. Oleh karena itu, ketika ada 22 hari efektif untuk menghadapi laga nasional di Surabaya, dilakukan perbaikan-perbaikan yang menjadi kelemahan di tingkat regional.
Dan, lanjutnya, akhirnya Robot Dome mampu meraih juara I dari 24 tim yang berlaga untuk Kategori Robot Pemadam Api Berkaki (KRPAI K). Menyinggung mengenai keunggulan robot UMM di kategori itu, ia mengatakan kecepatan di dalam mencari lokasi pemadaman. “Robot ini juga dilengkapi dua kipas sehingga menghemat waktu untuk pemadaman,” ucapnya.
Irfan menambahkan berkreasi di robot merupakan wadah bagi mahasiswanya di FT UMM dan sering diadakan workshop robot. Mahasiswa senior melatih adik tingkatnya agar ada regenerasinya. “Setelah menjadi juara nasional, kami akan meningkatkan performa robot dan berusaha akan mempertahankan prestasi ini. Saya kira, semua juara akan melakukan hal yang sama,” urainya.
lutfi yuhandi/ant