MALANG– Untuk kesembilan kalinya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mempertahankan predikatnya sebagai kampus terunggul di wilayah Kopertis VII Jawa Timur.
Kemarin, Rektor UMM Fauzan menerima pialaAnugerah Kampus Unggul (AKU) dari Koordinator Kopertis VII Suprapto, di sela-sela acara Rakerpim Perguruan Tinggi di Hotel JW Marriot, Surabaya. UMM dinilai sebagai kampus kategori universitas yang berhasil mempertahankan keunggulan- keunggulan dalam empat bidang.
Yakni, pendidikan dan kerja sama, pendidik dan tenaga kependidikan, penelitian dan pengabdian, serta pengajaran danpembinaankemahasiswaan. Menurut Suprapto, UMM lebih unggul dari Universitas Kristen Petra Surabaya dan Universitas Surabaya yang masingmasing berada di posisi kedua dan ketiga.
Berikutnya Universitas Katholik Widya Mandala Surabaya, Universitas Islam Malang, Universitas Merdeka Malang, STIE Perbanas Surabaya, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan di posisi ke 10 adalah Institut Teknologi Nasional Malang. ”Kampus lain skornya semakin membaik, semakin mengejar, pertanda persaingan sangat ketat.
UMM harus lebih maju lagi,” katanya.Tantangan ke depan, menurut Suprapto, kampus swasta harus mampu menunjukkan kualitasnya setelah meraih peringkat secara kuantitatif melebihi kampus negeri. ”Saat ini sudah banyak kampus swasta yang lebihunggul dari kampus negeri, termasuk UMM ini,” tutur Soeprapto. Rektor UMM Fauzan mengaku pencapaian ini sebagai landasan untuk bekerja lebih keras.
Pihaknya tak mau terjebak pada indikator administratif sehinggamenurunkan produktivitas. ”Tidak ada pilihan selain memacu kualitas dan luaran-luaran yang dapat dirasakan masyarakat luas. Intinya hilirisasimenjadi pilihan mutlak bagi kita saat ini,” tegas Fauzan dalam rilisnya, kemarin. Saat ini beberapa hasil riset UMM yang dirasakan masyarakat sudah cukup banyak.
Seperti, riset energi alternatif, ketahanan pangan, dan lainnya. Untuk itu, pihaknya memacu agar terus menjadi inovator yang kemanfaatannya bersentuhan langsung dengan masyarakat luas. ”Pengakuan AKU ini harus mengejewantah dalam bentuk keunggulan-keunggulan yang lebih nyata.
Untuk itu saya mengajak seluruh komponen universitas untuk tidak jumawa. Sebaliknya harus terus menjaga marwah prestasi ini dengan bekerja keras, cerdas dan ikhlas,” tuturnya. AKU pertama kali dirilis pada 2008 oleh Kopertis VII. Selain kategori universitas, penghargaan juga diberikan kepada institus dan akademisi, serta sekolah tinggi.
lutfi yuhandi