VIVAnews - Astronom memperingatkan adanya asteroid raksasa yang potensial bakal mengancam bumi, asteroid 1950 DA. Para astronom mengaku tak menduga bahwa 1950 DA nyatanya bukan baru antariksa yang padat sepenuhnya. Dalam pengamatan belum lama ini, ilmuwan menemukan 1950 DA, berupa tumpukan puing batu luar angkasa, mengutip Space.com, Kamis 14 Agustus 2014.
Meski tingkat kepadatannya tak tinggi, Peneliti justru tak menganggap enteng puing tumpukan asteroid itu, sebab di masa lalu daratan bumi pernah hancur akibat serangan asteroid.
Astronom mewaspadai pergerakan asteroid 1950 dengan bentang mencapai 1,3 Km itu sudah dilacak keberadaanya sejak lebih satu dekade lalu. Batu antariksa yang diperkirakan menabrak bumi pada 2880 itu memiliki kekuatan dahsyat jika sampai di daratan.
Studi pada 2003 lalu menyebutkan, jika menabrak bumi dan jatuh di Samudera Atlantik, 1950 DA akan menghasilkan ledakan besar setara 60 ribu megaton, sekitar 3,75 juta kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima. Ledakan dahsyat itu diperkirakan menghasilkan gelombang tsunami setinggi 60 meter yang menghantam Pantai Timur AS.
Dalam penyelidikan terbaru, astronom secara tak terduga menemukan ternyata 1950 DA merupakan puing batu yang keropos, dan berputar dengan cepat, berotasi secara lengkap hanya dalam 2,1 jam. Tapi anehnya puing itu tetap menyatu.
"Saya mengharapkan menemukan astroid logam dengan kepadatan tinggi, tapi kami malah menemukan yang sebaliknya," ujar Ben Rozitis, astronom Universitas Tennessee, yang merupakan penulis utama studi pengamatan.
Peneliti mengatakan pada pengamatan satu dekade lalu, dikonfirmasi banyak asteroid yang bukan berupa batuan padat, namun nyatanya kini peneliti menemukan asteroid yang berupa puing tumpukan yang terdiri dari batuan campur aduk serta tidak dalam keadaan padat, batuan berongga besar.
Salah satunya yaitu asteroid 1950 DA, yang setengahnya berongga.
"Kami tahu dari riset sebelumnya bahwa asteroid ini berputar lebih cepat dari yang seharusnya, dan kami ingin tahu mengapa," kata Rozitis.
Rahasia 1950 DA
Astronom menemukan rahasia kenapa puing tumpukan 1950 DA masih tetap bisa menyatu meski dalam keadaan tak padat. Rahasianya yaitu kehadiran kekuatan kohesif, gravitasi serta gesekan.
"Kami menemukan puing tumpukan yang kepadatannya rendah secara tradisional tak akan bertahan secara bersamaan kecuali kehadiran kekuatan kohesif. Ini menarik, sebab kami telah menyediakan bukti pertama kekuatan kohesif penting untuk astroid kecil," kata dia.
Kompleksitas kekuatan yang menentukan 1950 DA tetap menyatu memang telah diketahui ilmuwan, tapi kondisi itu justru menyulitkan ilmuwan mengunjungi dan menambang asteroid, khususnya asteroid dengan lebar 10 meter atau lebih kecil dari itu.
Peneliti masih takut bila nantinya mendekati asteroid yang tak begitu padat, batu luar angkasa itu berpotensi terpisah.
"Sebuah asteroid tumpukan puing kecil akan sulit untuk berinteraksi dan juga pengumpulan, karena dapat dengan mudah rusak atau hancur saat dikenakan kekuatan eksternal," kata dia.
Senggol Asteroid
Untuk itu, Rozitis mengusulkan skema penyenggolan atau dorongan asteroid jauh sebelum batu luar angkasa benar-benar menabrak bumi. Skema ini bisa dilakukan dengan menggunakan pesawar ruang angkasa yang cepat dan kuat.
Tapi ia menekankan cara ini berisiko besar dan berbahaya, sebab asteroid bisa dengan mudah pecah jadi puing-puing kecil.
"Oleh karena itu, alternatifnya yaitu menggunakan 'traktor gravitasi' atau pesawat berat yang ditempatkan dekat asteroid, yang menggunakan kekuatan gravitasi untuk menarik asteroid itu," ujar dia. (ren)