Gambaran radar daerah kutub utara Merkurius |
Jakarta (ANTARA News) - Para ilmuwan yang melakukan observasi dengan bantuan pesawat riset MESSENGER menemukan data-data yang mendukung hipotesis lama bahwa Planet Merkurius mengandung air es berlimpah dan materi volatil beku lain di kawah kutubnya yang gelap.
Letaknya yang berdekatan dengan Matahari membuat Merkurius tak tampak sebagai tempat untuk menemukan es. Tapi kemiringan aksis rotasinya nyaris nol, kurang dari satu derajat, sehingga ada kantung pada kutub planet yang tak pernah kena sinar Matahari.
Kedatangan MESSENGER di Merkurius tahun lalu membawa bukti pendukung baru.
Gambaran dari Mercury Dual Imaging System yang diambil tahun 2011 dan awal tahun ini mengonfirmasi bahwa gambaran terang-radar di kutub utara dan selatan Merkurius yang selamanya gelap, konsisten dengan hipotesis keberadaan air es.
Artikel di laman Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebutkan, data terbaru MESSENGER kuat mengindikasikan air es merupakan komponen utama endapan kutub utara Merkurius dan bahwa es terpapar pada permukaan pada endapan yang paling dingin, terkubur di bawah material gelap dari seluruh endapan itu.
Tidak seperti kendaraan robotik NASA, Curiosity, yang mengambil sampel tanah dan batu untuk mencari langsung senyawa organik, roket riset MESSENGER memantulkan sinar laser, menghitung partikel, mengukur sinar gamma, dan mengumpulkan data dari orbit.
Temuan es didapat dengan mengumpulkan data-data selama setahun lebih berdasarkan model komputer, pengujian laboratorium dan deduksi, bukan analisis langsung.
MESSENGER menggunakan neutron spektrometer untuk mengukur kadar hidrogen, Mercury Laser Altimeter (MLA) untuk mengukur reflektansi endapan kutub Merkurius dan model detil suhu permukaan kawasan kutub utara Merkurius menggunakan data topografi permukaan planet itu.
"Pengukuran yang dilakukan menunjukkan bahwa distribusi spasial di kawasan dengan pancaran balik radar tinggi sesuai dengan prediksi distribusi air es yang stabil," kata David Paige, ilmuwan planet dan tata surya dari the University of California, Los Angeles, salah satu penulis tentang temuan itu.
Paige menambahkan, material gelap dalam endapan kutub Merkurius tampaknya merupakan campuran senyawa organik yang berasal dari komet dan asteroid yang pernah menabrak planet itu, obyek yang sama yang mungkin membawa air ke bagian terdalam planet.
(ANT)