Kuliah Umum Haedar Nashir : Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Sebagai Nilai Keluhuran Dalam Memajukan Kehidupan

Author : Administrator | Selasa, 05 Oktober 2021 01:27 WIB

Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah mengadakan Kuliah Umum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan secara daring (Senin 4/10). Hadir sebagai pembicara Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si dan diikuti oleh ribuan mahasiswa dari 164 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) di seluruh Indonesia.

Haedar menyampaikan bahwa menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah akan belajar Islam dan Muhammadiyah sebagai nilai-nilai dasar yang melekat dalam PTMA. Bagi mahasiswa non muslim tidak ada halangan untuk memahami Al Islam dan Kemuhammadiyahan sehingga memiliki pandangan positif tentang Islam dan Muhammadiyah serta dapat memanfaatkan nilai-nilainya untuk menjalani kehidupan yang sangat kompleks ini.

“Ketika bicara tentang Al Islam dan Kemuhammadiyahan, sesungguhnya kita membahas satu kesatuan nilai Islam sebagai landasan gerak Muhammadiyah, maupun Muhammadiyah sebagai gerakan,” tutur Haedar. Muhammadiyah merupakan gerakan yang berasaskan Islam sehingga ketika memperbincangkan gerakan ini, mau tidak mau akan berbicara tentang Islam sebagai asas fundamental dan cita-cita luhur yang diperjuangkan Muhammadiyah.

Dala kuliah umum ini, Haedar menyampaikan pokok-pokok ajaran Al Islam dan Kemuhammadiyahan dalam kehidupan. Pertama adalah al Islam sebagai agama. Islam memiliki makna kepasrahan/ ketundukan keselamatan, kedamaian dan kesucian. Nilai kepasarahan adalah ketundukan seorang hamba kepada Allah sebagai Tuhan semesta alam. Nilai keselamatan adalah bahwa siapapun yang beragama dan belajar Islam, maka ia harus menjadi orang-orang yang selamat di dunia dan akhirat kelak.

Nilai perdamaian dalam Islam berarti meyakini dan mengamalkan Islam dengan menebarkan nilai-nilai yang dapat membawa hidup menuju keselamatan. Orang yang berislam dan beragama harus senantiasa menuju keselamatan, serta menebar keselamatan bagi sesama dan lingkungan. Terakhir, nila kesucian dalam Islam adalah meyakini dan mengamalkan nilai kesucian dalam hati, pikiran dan tindakan, Namun, jangan pernah merasa paling suci sedangkan yang lain sesat dan kotor. Haedar menegaskan bahwa siapapun yang belajar di PTMA, baik yang muslim maupun yang beragam lain dapat menumbuhkan keempat nilai pokok di atas dalam hati, pikiran, dan tindakan sehingga menjadi keyakinan dan karakter dalam kehidupan keseharian. Dengan itu, siapapun yang belajar al Islam dan Kemuhammadiyahan dapat memiliki pikiran-pikiran yang berkemajuan dalam kehidupan.

Kedua, Kemuhammadiyahan. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dengan misi dakwah dan tajdid, lahir pada tanggal 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan seorang ulama muda yang berpikiran maju. Ia menggagas gerakan Islam dalam usia yang masih muda. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah karena terinspirasi dari nabi Muhammad SAW. Ia ingin mewujudkan Islam dengan nilai ketundukan, keselamatan, perdamain dan kesucian melalui Muhammadiyah.

“Dengan Islam sebagai pondasi gerakan, Muhammadiyah ingin mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Yang maju pendidikannya, kesehatan, sosial ekonomi, hidup bermartabat mulia baik laki-laki dan perempuan, saling memuliakan antar manusia maupun yang berbeda agama dan ras golongan untuk menjadi orang-orang yang memberi manfaat dalam hidup,” pesan Haedar.

Lanjut Haedar, Muhammadiyah juga mendirikan Aisyiyah sebagai gerakan perempuan yang memuliakan kehidupan, menjadi pelaku dakwah kemanusiaan dan pelopor Kongres Perempuan pertama. Kyai Dahlan dan Nyai Walidah merupakan pahlawan bagi kita semua yang mempelopori segala pergerakan, gerakan-gerakan kepanduan yang darinya lahir tokoh-tokoh Nasional Indonesia. Selain itu, banyak tokoh bangsa lain menjadi anggota Muhammadiyah dan Aisyiyah. Dengan demikian, Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang bukan hanya untuk umat Islam. Namun, gerakan untuk bangsa dan kemanusiaan semesta.

Pada akhir sesi kuliah umum ini, Haedar berpesan kepada para mahasiswa agar menjadi orang-orang yang berguna. Al Islam dan Kemuhammadiyahan harus dipahami sebagai nilai luhur dan orientasi untuk memajukan kehidupan. Jadilah mahasiswa Muhammadiyah dan Aisyiyah yang taat beragama, apapun latar belakang agamanya. Agar senantiasa menjadikan agama sebagai nilai luhur untuk ketundukan/kepasrahan, keselamatan, kedamaian dan kesucian yang membawa kemashlahatan, kebaikan dan kemajuan kehidupan. (anny/aik)

Shared:
Shared: