Mengetahui bagaimana gunung berapi meletus sangatlah penting. Dr. Janine Kavanagh dari University of Liverpool mengungkap pemahaman tentang cara meletusnya gunung api begitu penting untuk meramal, mengetahui dampak, serta mitigasi risiko.
Saat ini lebih dari 600 juta orang di seluruh dunia tinggal di dekat gunung api dan berisiko terkena dampak letusan. Maka pemahaman tentang gunung api menjadi begitu penting.
Untuk memberikan gambaran mudah tentang kinerja letusan, ilmuwan membangun model gunung api menggunakan tanki berisikan jeli. Ilmuwan mendapati hasil yang mengejutkan ketika magma naik dan menyebar secara horizontal. Penurunan tekanan menyebabkan magma seperti busa apung karena adanya gas yang larut di dalamnya.
“Penurunan tekanan menyebabkan gas yang larut menjadi terlepas dan berpotensi magma meletus,” ujar Sandy Cruden dari Monash University di Australia. Lantas apakah adanya temuan ini dapat mempermudah prediksi letusan gunung api? Mungkin saja. Pasalnya penurunan tekanan dapat dijadikan deteksi dini sebelum gunung api meletus.
Namun, Kavanagh mengungkapkan kepada Huffington Post bahwa tetap sulit untuk memprediksi letusan gunung api. Keakuratan prediksi sering tergantung pada ketersediaan data serta interpretasi dara satelit.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters.