Potensi Nuklir Masih "Deadlock", Belum Dimaksimalkan

Author : Administrator | Rabu, 22 Juni 2016 07:04 WIB
 

Iskandar mengakui sampai saat ini pemanfaatan tenaga nuklir terus masuk
ke dalam berbagai aspek kehidupan.

Potensi Nuklir Masih ''Deadlock'', Belum Dimaksimalkan
Kolam reaktor nuklir milik Badan Tenaga Nuklir Nasional di Kompleks Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (23/4/2013). Reaktor nuklir serba guna yang dikembangkan untuk kepentingan penelitian sejak 1972 tersebut memiliki daya 30 megawatt. (BNPT via Kompas.com)


Potensi nuklir Indonesia di bidang kelistrikan masih deadlock dan belum maksimal dimanfaatkan ke bidang lain. Demikian dikatakan Wakil Rektor Bidang Akademik, Universitas Nasional, Prof Iskandar Fitri, menanggapi penandatanganan kerjasama Unas dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). 

"Seperti bidang pertanian, biologi, kesehatan dan teknik, kami punya semua program studi itu. Bidang-bidang itu bisa melatarbelakangi konkretnya nuklir sebagai instrumen Indonesia. Batan sendiri butuh SDM melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, sedangkan perguruan tinggi memerlukan laboratorium yang bisa dipakai oleh mahasiswanya sehingga kerjasama terjalin saling menguntungkan," ujar Iskandar, Selasa (14/6/2016).

Iskandar mengakui sampai saat ini pemanfaatan tenaga nuklir terus masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan. Hanya, pemanfaatannya tidak lagi hanya difokuskan pada bidang kelistrikan, tapi juga untuk bidang pertanian, biologi, kesehatan dan teknik.

"Bentuk kerjasama konkret waktu dekat adalah membuat seminar nasional tentang pemanfaatan energi nuklir. Kami juga akan siapkan workshop yang melibatkan dekan-dekan fakultas untuk memetakan kekuatan dan kebutuhan serta peluang kerjasama antara kedua belah pihak," kata Iskandar.

Sementara itu, Kepala Batan Prof Djarot S. Wisnubroto menyampaikan bahwa Batan harus selalu menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi. Kerjasama itu akan bisa saling membantu dari sisi sumberdaya, sosialisasi dan beragam kegiatannya.

"Kerjasama ini bagian dari upaya melakukan sosialisasi sumber daya. Kita juga ingin bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk memajukan teknologi nuklir indonesia," kata Djarot.

Kerjasama tersebut nantinya tidak hanya melibatkan dosen, namun juga mahasiswa. Rektor Universitas Nasional, Dr El Amry Bermawi Putera, mengatakan bahwa jalinan kerjasama dengan Batan akan menjadi sinergi yang strategis dan menguntungkan, terlebih karena Unas punya program studi terkait pemanfaatan nuklir.

"Kami juga ingin ikut melakukan sosialisasi nuklir ke masyarakat. Nuklir bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan karena memiliki banyak manfaat, baik di dunia kesehatan maupun di bidang pertanian," kata El Amry.

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared: