Ilustrasi ekor Tata Surya | NASA
|
KOMPAS.com — Astronom berhasil mengungkap foto ekor Tata Surya atau heliotail untuk pertama kali. Ilmuwan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan bahwa ekor Tata Surya punya bentuk mirip empat daun semanggi.
Wajah Tata Surya tersebut berhasil diungkap dengan Interstellar Boundary Explorer (IBEX), wahana antariksa yang diluncurkan pada tahun 2008, bertugas untuk mempelajari lingkungan tepian Tata Surya.
"Ilmuwan selalu menduga bahwa heliosphere memiliki ekor," kata Eric Christian, peneliti pada misi IBEX dari Goddard Space Flight Center di Greenbelt dalam Google+ Hangout untuk mengumumkan penemuan tersebut, Rabu (10/7/2013).
"Namun, ini pertama kalinya data nyata yang kami miliki berhasil mengungkap bentuk ekor Tata Surya tersebut," tambah Christian seperti dikutip Space, Rabu.
David McComas, pimpinan misi IBEX, mengatakan, ekor Tata Surya memanjang di belakang heliosphere, gelembung di sekitar Tata Surya yang terbentuk oleh angin Matahari dan medan magnet Matahari, yang berbentuk seperti peluru.
McComas yang merupakan ilmuwan dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas, mengungkapkan bahwa heliotail memiliki ukuran lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan.
Walaupun demikian, belum diketahui secara pasti ukuran heliotail tersebut. Diperkirakan, heliotail memanjang hingga 1000 kali jarak Bumi-Matahari (Jarak Bumi-Matahari adalah 149,6 juta kilometer).
Menurut ilmuwan, heliotail punya bentuk empat daun semanggi karena dipengaruhi oleh angin Matahari cepat yang meluncur dari kutub Matahari dan angin Matahari lambat yang meluncur dari khatulistiwa bintang di Tata Surya itu.
Angin Matahari adalah aliran partikel bermuatan yang berasal dari atmosfer Matahari. Angin Matahari mayoritas tersusun atas proton dan elektron.
Bentuk heliotail tidak benar-benar segaris dengan Tata Surya, mengindikasikan bahwa ekor Tata Surya tersebut dipengaruhi oleh medan magnet galaksi lokal.
Bentuk ekor Tata Surya ini diperoleh setelah observasi 3 tahun dengan IBEX. Ini membuktikan bahwa Tata Surya benar-benar memiliki ekor. Ke depan, ilmuwan berencana meneliti pengaruh siklus Matahari pada perubahan bentuk heliotail.