KOMITE Akreditasi Nasional (KAN) melakukan assessment untuk Laboratorium Sentral Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 16-17 Maret 2017 lalu. Di antara tim assessment yang hadir yakni asesor kepala Murtiningsih, M. App.Sc. dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KPP) Jakarta, anggota asesor Renata Iskandar, M. Phil dari Purnabakti, Bogor serta tenaga ahli Dr. Wahyu Purbowasito Setyo Waskito dari BSN-KAN.
Diterangkan Kepala Laboratorium Sentral UMM, Dr. Ir. Elfi Anis Saati, M.P., kedatangan tim asesor tersebut sebagai assessment awal untuk mendapatkan pengakuan dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) ISO 17025. Elfi menargetkan, pada 2017 sejumlah laboratorium dari total 42 laboratorium yang terdiri dari 25 laboratorium eksakta dan 17 laboratorium ilmu sosial yang berada di lingkungan UMM dapat terakreditasi.
“Ikhtiar ini sudah kita perjuangkan mulai dari 2016 yang diawali dengan permintaan beberapa laboratorium yakni labolatorium nutrisi dan laboratorium bioteknologi,” kata Elfie yang juga merupakan dosen prodi ITP UMM ini.
Berdasarkan hasil pengujian asesor, dilanjutkan Elfi, UMM dikelompokan dalam 6 lingkup pengujian dari 4 laboratorium yang ada di UMM. Di antara laboratorium yang diuji yakni laboratorium nutrisi melalui pengujian analisas proksimat atau metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan.
Laboratorium kedua yang diuji yakni laboratorium bioteknologi yang mengusulkan dua pengujian , pengujian gula total dan protein. Ketiga, laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) yang mengusulkan pengujian total antosianin. Terakhir, laboratorium biologi mengusulkan ruang lingkup pengujian Total Plate Count (TPC) dari mikroba tertentu serta uji daya hambat antimikrobian yang diduga terdapat pada senyawa bioaktif.
“Kita berharap dari 4 laboratorium ini ada yang berhasil mengibarkan bendera akreditasi KAN. Bahkan kami harap semuanya dapat lolos asesmen, sehingga pengujian kepada laboratorium yang lainnya juga bisa dilakukan,” ujar Elfi.
Ke depan, jika laboratorium yang telah terekognisi KAN, laboratorium-laboratorium tersebut tidak lagi sekedar digunakan bagi kepentingan akademik seperti praktikum mahasiswa atau penelitan dosen saja. “Nantinya laboratorium-laboratorium yang telah terkognisi KAN ini akan dapat dipergunakan bagi kepentingan industri, pemerintah, masyarakat maupun UMKM,” terang Elfi.
Selain melakukan asesmen terhadap sejumlah laboratorium, kedatangan asesor ke UMM juga sekaligus memberikan pengetahuan seputar standar ISO 9001 kepada seluruh kepala laboratorium di lingkungan UMM. Standar Internasional ini menetapkan beberapa persyaratan untuk Sistem Manajemen Mutu, untuk menunjukkan guna memenuhi persyaratan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. (can/han)